AS Perlu Waspada, China Siap Dominasi Ekonomi Global

16 October 2022, 22:08

Jakarta, CNBC Indonesia – China yang masih sering disebut sebagai negara berkembang karena pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita yang rendah disebut memiliki kemampuan untuk mandiri dari pengaruh Amerika Serikat (AS) dan menjadi kekuatan global yang dominan.
Hal ini dapat terlihat dari perkembangan negara itu pascapandemi Covid-19. Dengan tindakan penguncian (lockdown) ketat yang mengkhawatirkan investor luar negeri, analis mencatat ini mungkin akan menjadi tren jangka panjang dari berkurangnya ketergantungan China pada mata uang asing.
“Perbedaan mendasar antara pasar negara berkembang dan pasar maju adalah seberapa mandiri mereka dapat membuat kebijakan moneter dari Amerika Serikat (AS). Dari sudut pandang itu, saya pikir China unggul,” menurut Louis Luo, direktur investasi multi-aset di Abrdn. yang berbicara pada CNBC International, Jumat (14/10/2022).

Perusahaan investasi WisdomTree baru-baru ini meluncurkan dana di pasar negara berkembang kecuali China. Namun, dijelaskan bahwa klien yang bermain di pasar negara berkembang ex-China tidak begitu luar biasa.
“Kami pasti mendengar klien (mengatakan), mungkin mengingat lingkungan politik saat ini, mungkin menghubungi China bisa menjadi strategi yang lebih baik,” kata Liqian Ren, pemimpin investasi kuantitatif di WisdomTree.
Tak hanya itu, salah satu pendiri dan CEO Greater Pacific Capital, Ketan Patel, menyebut perlakukan investor yang berbeda membuat China dikeluarkan dari golongan negara berkembang. Ini didasari oleh kekuatan politik Beijing yang bahkan menyamai AS.
“Dan daripada melihat China sebagai negara berkembang, khususnya di daerah pedesaan, investor asing akan melihatnya lebih sebagai peluang kekuatan besar,” kata Patel.
Presiden China Xi Jinping sendiri akhir-akhir ini telah mendorong tidak hanya untuk menjadi mandiri dalam teknologi dan energi, namun juga memimpin negara-negara lain dengan sistem alternatif untuk keuangan, navigasi, dan hubungan internasional. Ini termasuk Inisiatif Pembangunan Global dan Inisiatif Keamanan Global.

Di Negeri Tirai Bambu itu, pemerintah di bawah Xi juga telah meningkatkan intervensi dan pengaruhnya dalam perekonomian. Rhodium Group mencatat BUMN China menyumbang lebih dari 40% pada 10 perusahaan teratas di negara itu.
“Kami juga tidak dapat secara akurat mengukur hambatan informal terhadap persaingan pasar-misalnya, diskriminasi informal terhadap perusahaan asing dan swasta, kebijakan industri, atau kehadiran komite Partai Komunis,” kata laporan itu.

[-]

China Siapkan Jurus Khusus untuk Stabilkan Ekonomi, Apa Saja?

(luc/luc)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi