Ancaman pembunuhan pada 7 Juli

25 October 2022, 17:46

Vera menyampaikan, dalam tangisan itu tidak ada ucapan Brigadir J terkait ancaman pembunuhan.

Ia merasa tidak puas dengan ucapan Brigadir J. Akhirnya lewat sang adik, Reza, Vera mencari tahu sebab-musabab masalah dari sang kekasih.

“Saya minta tolong adek Reza, cari tahu masalahnya. Karena mendiang ini enggak mau (cerita). Saya takut dia sakit keras karena enggak mau ngomong,” tutur Vera.

Namun Vera tidak mengetahui Brigadir J ikut dalam perjalanan menuju Magelang yang diduga menjadi awal perkara ini, pasalnya Brigadir J tidak berpamitan.

“Pada saat dia ke Magelang pamit?” tanya hakim.

“Enggak ada,” jawab Vera.

Vera baru mengetahui lokasi sang kekasih di Magelang, tatkala Brigadir J kembali menelepon Vera. Saat itu, Vera tengah berdinas sebagai perawat jam malam.

Saat panggilan telepon tersambung, ‘kurang ajar’ menjadi frasa pertama yang ia dengar. Vera langsung mencari tempat yang sepi supaya komunikasi terbangun memiliki privasi.

“Terus kenapa tadi bang? ‘Kurang ajar orang ini.’ Terus saya bilang kurang ajar gimana? ‘Ibu sakit, aku dituduh bikin ibu sakit.’ Sakit apa saya bilang? ‘Enggak tahu saya.'” jelas Vera.

Saat itu, pertama kalinya Vera tahu kekasihnya menerima ancaman dari rekan-rekan sejawat di sana. Vera kemudian bertanya lokasi terkini dari Yosua.

“Siapa yang ancam? ‘Squad-squad di sini.’ Ya sudah kalau abang tidak salah, abang jangan takut. ‘Iya nanti aku kabari lagi ya.’ Memang abang lagi di mana? ‘Lagi di Magelang.'” pintanya.

Vera menyampaikan, ancaman pembunuhan itu ditujukan langsung ke Brigadir J pada 7 Juli 2022.

“Tanggal 7 itu ancamannya ‘berani kau naik ke atas, ku bunuh kau,” kata Vera menyampaikan bunyi ancaman.

Ketika hari H, atau 8 Juli 2022, komunikasi keduanya dimulai terjalin pada jam 16.10 WIB, ada empat panggilan tak terjawab dari almarhum. Ia mengaku dalam perjalanan sehingga panggilan telepon itu tidak dijawab.

Tetapi sampai di rumah, ia menelepon balik, namun terputus. Panggilan itu berstatus memanggil tetapi tidak berdering. 

“Terus saya chat, kenapa bang? Itu jam 16.25 WIB,” ujarnya.

Awalnya chat itu tidak sampai ke Yosua karena bercentang satu. Menurut Vera, aplikasi perpesanan yang ada pada gawai Yosua tidak pernah seperti itu.

“Terus tiba-tiba centang dua di read, tetapi tidak dibalas. Saya telepon jam 16.31 WIB. Kenapa bang? ‘Maaf ya dek nanti abang kabari lagi.’ Itu yang terakhir,” tandas Vera, dan percakapan itu mengakhiri semuanya.

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi