Alasan Kominfo Ingin Pangkas Ribuan Aplikasi: Jadi Celah Peretasan

1 December 2022, 14:04

Jakarta, CNN Indonesia — Kementerian Komunikasi dan Informatika mengungkapkan alasan upaya memangkas ribuan aplikasi pemerintah yang saling tumpang tindih menjadi sebuah super app adalah terkait peretasan.
“Kita akan melakukan asesmen mana aplikasi yang dibutuhkan. Kalau tidak dibutuhkan bisa jadi penyakit, bisa jadi robot lah, bisa jadi tempat orang masuk untuk nge-hack lah,” ujar Direktur Jendral Aplikasi dan Informatika (Dirjen Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, di seminar gerakan menuju kota cerdas (Smart City), Jakarta, Kamis (1/12).
Berdasarkan data yang ia paparkan, setidaknya di Indonesia memiliki 27.400 aplikasi pemerintah. Nantinya, kata dia, itu akan disuntik mati apabila tidak diperlukan.

Namun, jika ada kementerian atau lembaga membutuhkan untuk membuat aplikasi agar meningkatkan kinerja, maka hal itu diperbolehkan.
Di samping itu Semuel menyinggung server milik pemerintah daerah. Menurutnya, pemerintahan kerap mengacuhkan server yang sudah tidak terpakai.
Sehingga hal itu berpeluang untuk digunakan pihak lain yang, mengatasnamakan lembaga pemerintah itu.
“Nah ini kelemahanya di pemerintahan, kalau sudah tidak dipakai itu didiemin. Termasuk server. Server itu dicabut kalau enggak dipakai itu dicabut listriknya, Karena bisa jadi robot,” tuturnya.

Di forum yang sama, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Setiaji menyadari ihwal banyaknya aplikasi di kementerian yang digawangi Budi Gunadi Sadikin itu.
Ia menghitung ada 400 aplikasi yang beredar di Kemenkes. Pihaknya berencana untuk memangkasnya menjadi delapan aplikasi.
“Mengaca dari itu dalam blue print kita akan mengurangi puluhan aplikasi menjadi delapan,” ujar Setiaji di seminar gerakan menuju kota cerdas (Smart City), Kamis (1/12).
Setiaji menyadari jika lembaga di bawah Kemenkes kerap membuat aplikasi dengan alasan untuk mengumpulkan laporan medis.

Ke depan, Kemenkes akan merampingkan laporan itu dalam bentuk data yang dilaporkan lewat tiap rumah sakit maupun puskesmas yang sudah lengkap dengan rekam medis, jenis alergi obat pasien hingga golongan darah dalam satu platform.
“Jadi begitu ada orang ke RS Dan didisgnosis diabetes ataupun malaria akan dicatat oleh dokter atau oleh petugas nakes, itulah yang kita ambil langsung dari RS,” tandasnya.
(can/arh)

[Gambas:Video CNN]

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi