Warga Lereng Semeru Enggan Tempati Huntap, Keluhkan Lokasi Terlalu Jauh dari Mata Pencaharian

Warga Lereng Semeru Enggan Tempati Huntap, Keluhkan Lokasi Terlalu Jauh dari Mata Pencaharian

Lumajang (beritajatim.com) – Sejumlah warga terdampak erupsi Gunung Semeru kembali memilih pulang ke rumah lama meski berada di kawasan rawan bencana. Mereka menilai hunian tetap (huntap) yang disediakan pemerintah tidak mampu menunjang kebutuhan hidup sehari-hari.

Masyarakat beralasan lokasi huntap terlalu jauh dari sumber penghidupan yang selama ini menjadi tumpuan ekonomi keluarga. Kondisi tersebut membuat sebagian warga enggan berpindah meskipun risiko tinggal di wilayah berbahaya sangat tinggi.

Ahmadi (47), warga Dusun Sumbersari, Supiturang, termasuk yang mempertahankan keputusan tinggal di rumah asalnya. Ia mengaku huntap yang berada di Kecamatan Candipuro tidak sesuai dengan kebutuhan hidupnya sebagai pekerja serabutan.

“Lokasinya terlalu jauh dari tempat kami mencari nafkah,” ujar Ahmadi. Ia menambahkan bahwa sebagian besar warga Supiturang bekerja di sektor pertanian dan sangat bergantung pada akses dekat dengan ladang.

Ahmadi menjelaskan bahwa jarak sekitar 12 kilometer menuju huntap membuat dirinya takut kehilangan sumber pendapatan. Ia biasa mengambil pekerjaan buruh tani dan kuli bangunan yang lokasinya tersebar di sekitar lereng Semeru.

“Kalau pindah ke sana, kami khawatir tidak bisa bekerja seperti biasa,” katanya. Menurutnya, pendapatan keluarga bisa terancam bila harus tinggal jauh dari area kerja sehari-hari.

Meski rumahnya telah hancur akibat diterjang Awan Panas Guguran, Ahmadi tetap merasa lebih aman secara ekonomi bila tetap tinggal di sekitar Supiturang. Baginya, mempertahankan pekerjaan lebih penting demi keberlangsungan keluarga.

“Ini memang risikonya besar, tapi kami tidak punya pilihan lain,” ucapnya. Ia mengaku selalu diliputi kekhawatiran, namun kebutuhan hidup membuatnya bertahan.

Saat ini, ia dan keluarganya kembali mengungsi di posko terdekat sambil menunggu kondisi membaik. Mereka bersama warga lain berusaha menyelamatkan barang-barang yang masih bisa digunakan dari reruntuhan rumah.

Sebagian warga berharap pemerintah dapat meninjau ulang lokasi huntap atau menawarkan pilihan relokasi yang lebih dekat dengan ladang dan area kerja. Menurut mereka, relokasi seharusnya mempertimbangkan aspek kesejahteraan, bukan hanya keamanan fisik semata.

Hingga kini, aktivitas Gunung Semeru masih menunjukkan peningkatan sehingga warga di sekitar zona merah diimbau tetap waspada. Aparat terus melakukan pemantauan untuk memastikan proses evakuasi berjalan aman dan tertib. [ada/beq]