Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bersama PT Indosat Tbk. dan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate menggelar acara edukasi bertajuk “Generasi Anti-Scam & Judi Online: Jalan Cerdas dan Produktif Berselancar Internet” pada Jumat, 14 November 2025, bertempat di Aula Nuku Universitas Khairun, Ternate.
Acara berlangsung mulai pukul 13.00 hingga 17.00 WIT dan dapat disaksikan melalui Bisnis TV.
Kegiatan tersebut menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai sektor, mulai dari regulator, akademisi, hingga pelaku industri telekomunikasi.
Para pembicara yang hadir antara lain Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Digital Ismail, EVP–Head of Circle Kalimantan & Sulawesi Indosat Ooredoo Hutchison Swandi Tjia, Rektor Universitas Khairun Abdullah W. Jabid, Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara Sarbin Sehe, dan Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi Mediodecci Lustarini.
Acara ini digelar sebagai upaya memperkuat literasi digital masyarakat, khususnya generasi muda, agar mampu mengenali modus penipuan online dan bahaya judi daring yang semakin marak di ruang digital.
Dalam acara tersebut, Komdigi menyampaikan bahwa total konten yang telah diblokir Komdigi selama periode 20 Oktober 2024 hingga 11 November 2025 telah mencapai 3,2 juta konten.
Mayoritas konten diblokir terkait dengan perjudian (2,5 juta konten), pornografi (637.00 konten) dan penipuan (27.000) konten.
Secara lebih rinci mengenai penangangan judi online, Komdigi memblokir 2,2 juta situs & IP, kemudian 127.000 file sharing. 3 platform yang menyumbang konten judi online terbesar antara lain Meta (108.000 konten), Google/Youtube (42.000), platfom X (18.000) dan Telegram 2.100 konten.
Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komdigi, Ismail, mengatakan salah satu tantangan utama mengatasi kejahatan scam online adalah lokasi server yang kerap berada di luar negeri.
“Orang-orangnya yang mengendalikan tidak semua ada di Indonesia. Banyak sekali yang berada di luar juridiksi Indonesia,” kata Ismail dalam acara Generasi Anti Scam dan Judi Online: Jalan Cerdas dan Produktif Berselancar Internet di Aula Nuku Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Jumat (14/11/2025).
Oleh sebab itu, dia melihat kejahatan scam bukan hanya menjadi persoalan Indonesia, melainkan juga masalah internasional. Karena itu, memerlukan pendekatan yang cerdas dan kolaborasi lintas negara untuk mengatasinya.
Ismail menjelaskan Komdigi bekerja pada sisi hilir dengan melakukan pemblokiran terhadap konten-konten ilegal. Ismail mengakui langkah pemblokiran tidak mudah dilakukan, karena modus para pelaku sangat cepat berubah.
“Pemblokiran ini mati satu tumbuh seribu, mati seribu tumbuh sejuta,” ujarnya.
Dia menambahkan pelaku penipuan kini tidak lagi bergantung pada situs web konvensional. Menurut dia, sebaran konten berbahaya kini banyak ditemukan di kolom komentar media sosial maupun group chat.
“Ini adanya di komen-komen ade-ade itu semua nempel juga. Masuk Instagram, Instagram komen, di komen lumpang lewat. Situs judol, situs scam, situs pornografi dan sebagainya. Ada tersebar di chat-chat group dan sebagainya,” ucap Ismail.
Ismail menegaskan mendeteksi seluruh kanal distribusi konten ilegal bukanlah hal mudah. Namun pihaknya tidak menyerah untuk melakukan hal tersebut. Dia menyebut Komdigi terus berupaya meminimalkan risiko kejahatan digital.
“Nyatanya sudah jutaan ya situs yang kita sudah blokir ini. Sudah banyak sekali, tapi tidak menyerah karena kita tahu ini bicara minimalisasi, minimize risiko. Jadi tetap upaya penanganan,” ungkap Ismail.
Sebelumnya, Komdigi mencatat telah menangani 3.053.984 konten negatif di ruang digital pada periode 20 Oktober 2024 hingga 20 Oktober 2025. Rinciannya meliputi 2.377.283 konten perjudian dan 612.618 konten pornografi, termasuk 8.517 konten pornografi anak.
