Jombang (beritajatim.com) – Pembunuhan terhadap Mutmainah (74), seorang nenek warga Dusun Medeleg, Desa Tampingmojo, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, akhirnya terungkap. Tersangka S (45), yang tidak lain adalah keponakan korban, mengaku bahwa motif pembunuhan ini didorong oleh sakit hati setelah sering dimarahi oleh korban.
Kapolres Jombang, AKBP Ardi Kurniawan, dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu (5/11/2025), mengungkapkan bahwa hubungan antara korban dan tersangka bukan hanya sekadar hubungan keluarga, tetapi juga hubungan kerja. Mutmainah diketahui menjalankan usaha simpan pinjam, di mana S bertugas untuk menagih utang dari para nasabah.
Namun, beberapa waktu terakhir, hubungan keduanya mulai renggang. Mutmainah sering kali marah-marah kepada S, terutama setelah meminta agar penagihan dilakukan lebih sering, yaitu seminggu sekali, bukan sebulan sekali seperti sebelumnya. Keinginan tersebut tidak dituruti oleh S, dan perasaan kesal serta tidak dihargai itu akhirnya berkembang menjadi dendam yang membara.
Puncak dari ketegangan tersebut terjadi pada Minggu malam (2/11/2025). Saat itu, S mendatangi rumah Mutmainah. Meski kedatangannya awalnya tidak berniat untuk membunuh, namun ketika korban mengabaikan kehadirannya dan tidak merespons, S merasa semakin kesal.
“Setelah menjalankan salat isyak, S membekap Mutmainah hingga tak sadarkan diri. Lalu S menyeretnya dari tempat tidur hingga terjatuh dan kepalanya membentur kursi. Benturan itulah yang menyebabkan korban meninggal,” ujar Kapolres Ardi.
Setelah menghabisi nyawa korban, S tidak berhenti di situ. Ia kemudian membuang jasad korban ke tepi hutan di Desa Lawak, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan. Sebelum itu, S terlebih dahulu mengambil harta benda milik Mutmainah, seperti perhiasan, uang, kendaraan, dan ponsel.
Dalam upaya untuk menghilangkan barang bukti, S membakar jasad korban, meninggalkan mobil korban di Kecamatan Jogoroto, dan menanam uang serta perhiasan di area persawahan di Kecamatan Tembelang.
Kapolres Jombang menegaskan bahwa kasus ini menunjukkan betapa kekerasan dalam rumah tangga dan masalah pribadi dapat berujung pada tragedi yang mengerikan. “Motif pembunuhan karena tersangka sakit hati terhadap korban,” pungkas AKBP Ardi Kurniawan. [suf]
