Malam di DPR Jakarta dan Tangan Tegar Pasukan Oranye… Megapolitan 5 September 2025

Malam di DPR Jakarta dan Tangan Tegar Pasukan Oranye…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 September 2025

Malam di DPR Jakarta dan Tangan Tegar Pasukan Oranye…
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
– Seusai bubaran aksi damai mahasiswa Aliansi BEM SI di depan Gedung DPR RI, Kamis (4/9/2025) malam, Jakarta kembali diselimuti kesunyian.
Di tengah sisa-sisa tumpukan sampah, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) atau pasukan oranye hadir, menyingkirkan setiap jejak hiruk-pikuk yang baru saja berlalu.
Bergerak berkelompok, sekitar tujuh hingga sepuluh orang. Mereka membawa sapu dan alat angkut sampah, menyapu jalanan hingga sudut-sudut gerbang DPR yang masih menyisakan jejak keramaian.
Salah seorang petugas PPSU, Bibir, menceritakan, pekerjaan belakangan ini terasa lebih melelahkan daripada biasanya, terlabih adanya kericuhan yang dilakukan orang tak dikenal beberapa hari lalu.
“Ya rasa capeknya ada, tanggung jawabnya juga ada, menyatu begitulah,” ujar Bibir di lokasi.
Meski debu dan sampah sudah menjadi pemandangan sehari-hari, Bibir mengakui bahwa beban kerja kini terasa berlipat-lipat, menuntut ketahanan ekstra dan kesabaran yang tak kenal henti.
Sif kerja memberi Bibir dan teman-temannya kesempatan singkat untuk menarik napas, sebelum kembali menyapu dan mengangkut sisa-sisa kegiatan masyarakat.
“(Ya pas demo kayak sekarang) jadi kerja ekstra banget, ada sampai 24 jam meski itu juga ada sif,” kata Bibir.
Tidak ada titik khusus yang menjadi tanggung jawab mereka. Setiap sudut kelurahan yang mereka jaga harus tetap bersih.
“Semuanya ya kita muter, kalau saya kan Kelurahan Glora (disusurin). Kadang kalau enggak kuat, ada perbantuan dari DLH atau tim pelangi,” jelasnya.
Meski lelah, Bibir menaruh harap agar kondisi negara segera kondusif dan tuntutan mahasiswa didengar.
“Semoga yang diminta oleh masyarakat bisa segera didengar dan dipenuhi,” katanya.
“Dan kalau bisa nih, pedemo pas dateng bersih, lalu pulang juga harus dibersihin. Jadi jangan ditinggal gitu saja (lokasi aksi),” sambung Bibir.
Pada Kamis (4/9/2025), mahasiswa dari berbagai kampus yang tergabung dalam Aliansi BEM SI menggelar aksi damai bertajuk “Selamatkan Indonesia”, membawa 13 tuntutan yang berbeda secara spesifik, namun sejalan dengan 17+8 Tuntutan Rakyat yang ramai dibicarakan di media sosial.
Perwakilan BEM SI, Eko Prayogo, menjelaskan tuntutan tersebut meliputi:
Pasukan oranye, dengan kesabaran dan ketekunan yang seakan tak pernah surut, menjadi saksi dari setiap langkah tuntutan pedemo itu.
Dengan sapu dan gerakan tangan yang tegas namun lembut, mereka membersihkan sisa-sisa aksi, mengembalikan Jakarta ke malam yang tenang dan damai.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.