Inflasi Australia capai rekor tertinggi dalam 12 bulan

Inflasi Australia capai rekor tertinggi dalam 12 bulan

Sydney (ANTARA) – Tingkat inflasi tahunan Australia mencapai 2,8 persen pada Juli 2025, angka tertinggi dalam 12 bulan, menurut data resmi yang dipublikasikan pada Rabu (27/8).

Biro Statistik Australia (Australian Bureau of Statistics/ABS) menyampaikan bahwa indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) meningkat 2,8 persen dalam 12 bulan hingga akhir Juli 2025, naik dari 1,9 persen dalam setahun hingga Juni.

Hal itu menandai tingkat inflasi tahunan tertinggi di Australia sejak periode 12 bulan hingga Juli 2024, saat CPI meningkat 3,5 persen.

Australian Broadcasting Corporation melaporkan bahwa para ekonom telah memperkirakan CPI akan meningkat sekitar 2,3 persen dalam setahun hingga Juli.

Rata-rata terpangkas tahunan, yang merupakan indikator inflasi inti, juga meningkat dari 2,1 persen pada Juni menjadi 2,7 persen pada Juli.

Menurut ABS, pendorong terbesar bagi pertumbuhan CPI dalam setahun hingga Juli adalah kenaikan biaya perumahan sebesar 3,6 persen, peningkatan harga makanan dan minuman nonalkohol sebesar 3 persen, serta harga alkohol dan tembakau yang naik 6,5 persen.

Harga kopi, teh, dan kakao tercatat 14,4 persen lebih tinggi pada Juli dibandingkan 12 bulan sebelumnya.

“Hal ini terjadi karena pasokan terdampak kondisi cuaca buruk yang memengaruhi daerah-daerah penghasil biji kopi utama di luar negeri,” ujar Michelle Marquardt, kepala statistik harga ABS, dalam sebuah pernyataan.

Reserve Bank of Australia, selaku bank sentral negara itu, menyampaikan dalam proyeksi yang dirilis sebelumnya pada Agustus bahwa pihaknya memperkirakan inflasi utama akan meningkat selama paruh kedua 2025 sebelum stabil di kisaran 3 persen pada sebagian besar 2026.

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.