Harimau Teror Petani Kopi, TNBBS Pasang Kamera Pemantau

Harimau Teror Petani Kopi, TNBBS Pasang Kamera Pemantau

Liputan6.com, Lampung – Seorang petani kopi bernama Misni (63) ditemukan tewas secara mengenaskan usai diserang harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di kawasan hutan Pemangku 6, Pekon Sukabumi, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat, Kamis petang (10/7/2025).

Kepala Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Hifzon Zawahiri, menyebut korban diduga diterkam saat berada di kebun kopi yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya. “Korban diseret oleh harimau sejauh sekitar satu kilometer ke dalam hutan sebelum dimangsa,” ujar Hifzon, Jumat (11/7/2025).

Peristiwa tragis ini bermula saat Misni berpamitan ke kebun sekitar pukul 14.00 WIB. Namun hingga lewat dari waktu biasanya pulang, yakni pukul 16.30 WIB, ia tak kunjung kembali. Keluarga yang khawatir kemudian meminta bantuan warga untuk melakukan pencarian.

Puluhan warga turun ke lokasi dan menyisir area kebun serta hutan sekitar. Sekitar pukul 19.54 WIB, jasad korban akhirnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Terdapat luka gigitan pada bagian tengkuk leher yang menguatkan dugaan serangan harimau. “Jarak antara kebun dengan tempat jasad ditemukan sekitar satu kilometer. Dari jejak dan luka yang ada, korban kemungkinan besar diserang di kebun dan diseret ke dalam hutan,” ujar Hifzon.

Menanggapi insiden itu, pihak Balai Besar TNBBS akan segera memasang kamera jebak (camera trap) di area sekitar lokasi kejadian. Langkah ini dilakukan untuk memantau pergerakan harimau sumatera dan mengantisipasi kemungkinan konflik lanjutan antara manusia dan satwa liar. “Kamera jebak akan membantu kami mengetahui pergerakan harimau sekaligus menjadi bahan evaluasi untuk menentukan langkah mitigasi yang tepat,” ungkap Hifzon.

Ia juga mengimbau masyarakat yang beraktivitas di area perkebunan dekat kawasan hutan untuk tidak pergi sendirian. Selain itu, warga diminta segera melapor apabila melihat tanda-tanda keberadaan satwa buas seperti jejak kaki, cakaran, atau suara auman. “Warga harus ekstra hati-hati. Bila ada indikasi keberadaan satwa liar besar, jangan abaikan dan segera informasikan ke pihak berwenang,” tutupnya.