Kasus Pelecehan Anak dan Perempuan Guncang Komunitas Ultraortodoks Israel

Kasus Pelecehan Anak dan Perempuan Guncang Komunitas Ultraortodoks Israel

Jakarta

Sebuah kasus kekerasan seksual telah mengguncang komunitas ultraortodoks Israel. Tersangka terungkap telah menjadi sukarelawan bersama polisi di sebuah kota yang mayoritas penduduknya beragama Yahudi.

Dilansir AFP, Sabtu (12/7/2025), pengadilan Tel Aviv memperpanjang masa tahanan Chaim Rotter, seorang tokoh dalam komunitas ultraortodoks, selama enam hari, seminggu setelah mengizinkan publikasi namanya.

Rotter, 36 tahun, ditangkap pada awal Juli dan diduga melakukan serangkaian kekerasan seksual selama setidaknya satu dekade di kota Bnei Brak– sebuah pusat komunitas ultraortodoks Israel yang tertutup, yang seringkali enggan bersaksi di hadapan pihak berwenang.

Rotter mendirikan organisasi sukarelawan di kota itu 15 tahun yang lalu untuk membantu polisi melacak para penjahat.

“Menurut penyelidikan, ia diduga melakukan kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur dan perempuan selama setidaknya 10 tahun,” kata polisi dalam sebuah pernyataan.

Dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran publik Israel, Rotter mengatakan bahwa organisasi sukarelawannya, yang disebut ‘The Guardians’, membantu masyarakat melindungi diri dari pencurian dan juga melaporkan dugaan pedofilia.

“Bersaksi adalah kewajiban agama, tidak ada rasa malu untuk melakukannya,” tulis Shmuel Eliyahu dalam surat yang dirilis oleh kantornya pada Jumat (11/7).

“Kejahatan-kejahatan ini sama seriusnya dengan pembunuhan di mata Taurat.”

Tokoh lain dalam komunitas ultraortodoks, Yehuda Meshi-Zahav, meninggal dunia setelah koma selama setahun setelah percobaan bunuh diri. Dia diduga melakukan ratusan serangan seksual terhadap orang dewasa dan anak di bawah umur, tetapi mencoba bunuh diri sebelum diinterogasi oleh polisi.

(rfs/rfs)

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini