Meski Turun Drastis, Pengepul Kulit Kurban di Surabaya Tetap Raup Puluhan Juta Rupiah

Meski Turun Drastis, Pengepul Kulit Kurban di Surabaya Tetap Raup Puluhan Juta Rupiah

Surabaya (beritajatim.com) – Maisyaroh, seorang pengepul kulit hewan kurban di Jalan Nyamplungan, Surabaya, tetap kebanjiran pelanggan meskipun limpahan kulit kurban di Idul Adha 1446 Hijriah mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun lalu. Lapaknya yang berada di kawasan wisata religi Ampel masih ramai disambangi para penjual hewan kurban maupun masyarakat, Sabtu (7/6/2025).

“Kayaknya penerimaan kulit di tahun ini menurun. Soalnya kata para penjual hewan kurban tahun ini agak sepi,” ungkap Maisyaroh saat ditemui.

Menurut perempuan 42 tahun itu, penurunan jumlah kulit yang diterima berkaitan erat dengan kondisi ekonomi yang tengah lesu. Ia menyebut, pembelian hewan kurban oleh masyarakat ikut terdampak, sehingga jumlah pemotongan dan limpahan kulit juga menurun.

“Ya tidak bisa dipungkiri, memang tahun ini kondisi ekonomi lagi lesu. Jadi wajar kalau tahun orang yang berkurban sedikit,” jelasnya.

Pada Idul Adha 2024 lalu, Maisyaroh berhasil mengumpulkan sekitar 2.800 lembar kulit kambing dan lebih dari 800 lembar kulit sapi di hari pertama penyembelihan. Namun tahun ini, jumlahnya turun drastis hanya menjadi 1.500 lembar kulit kambing dan 160 lembar kulit sapi pada hari pertama.

“Mungkin juga karena hari pertama kurban Idul Adha tahun ini bertepatan pas hari Jumat kemarin, jadi waktunya lebih pendek. Jadi sekarang kita datang membuka lapak lagi, dan masih banyak yang setor di hari ini,” urainya.

Maisyaroh telah menekuni usaha sebagai pengepul kulit hewan kurban selama puluhan tahun, meneruskan usaha milik mendiang ayahnya yang telah berdiri sejak 1990. Meski bersifat musiman, usahanya tetap mendatangkan keuntungan besar setiap tahunnya.

“Kalau keuntungan sih puluhan jutaan. Kalau modal ya kisaran ratusan juta. Kulit-kulit ini nantinya kita setor ke produsen besar, pabrik aksesoris tas, sepatu, ikat pinggang dan lain lain,” tutupnya.

Usaha kulit hewan kurban seperti yang dijalankan Maisyaroh menjadi bagian penting dari ekosistem industri kreatif dan manufaktur lokal. Meskipun terdampak fluktuasi ekonomi dan pola penyembelihan, dedikasi para pelaku usaha tradisional tetap menjaga rantai pasok kulit berkualitas bagi industri Indonesia. [ram/ian]