Tragedi Berdarah di Tambang Emas Ilegal Pohuwato

Tragedi Berdarah di Tambang Emas Ilegal Pohuwato

UT yang terbangun mencoba meraih sebilah parang di dekat kakinya. Namun L lebih cepat dan menembakkan senapan angin jenis PCP yang dibawanya. UT berhasil melarikan diri ke dalam hutan. Kekacauan pun pecah. Dua orang, AL dan MRT, menjadi korban pembacokan brutal.

“AL mengalami luka parah di tangan kanan. MRT bahkan ditebas di bagian leher kanan hingga hampir tewas,” ujar Kapolres Busroni dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Pohuwato, Jumat, 20 Juni 2025,

Menurut pengakuan RN, saat MRT terjatuh di depannya, ia langsung menebas leher MRT menggunakan parang. Setelah para penghuni kemp melarikan diri, tersisa RR, O, dan AL.

AS sempat bertanya kepada RR apakah benar ada sembilan orang yang mencarinya. Mendapat jawaban “empat orang”, AS merobek terpal kemp menggunakan parang merah—yang kini menjadi barang bukti.

Selanjutnya, AY bertanya, “Dibakar?” AS menjawab, “Bakar saja.” AY lantas menusuk galon berisi pertalite, menyiramnya ke kayu, dan membakar kemp menggunakan korek gas. Setelah api melahap kemp, kelompok itu kabur dari lokasi.

Polisi menyita sejumlah barang bukti, yakni senapan angin jenis PCP, satu bilah parang, dan Pakaian yang dikenakan AY saat kejadian. Adapun ketiga tersangka dijerat Pasal 353 ayat (1), Pasal 351 ayat (1), dan Pasal 55 ayat (1) KUHP. Mereka telah ditahan sejak Kamis malam.

Kapolres menambahkan bahwa lokasi kejadian berada di luar area pertambangan aktif, melainkan sebuah tempat istirahat sementara atau kemp singgah. Para penghuni kemp, menurut hasil pemeriksaan awal, hanya menumpang tidur.

“Masih kami dalami asal-usul para penghuni kemp dan tujuan mereka berada di sana,” ujar Busroni.