3. Wajik
Wajik, salah satu kue tradisional Jawa yang terbuat dari campuran gula merah, santan kelapa, dan beras ketan, memiliki karakteristik rasa manis dengan tekstur yang lembek. Akan tetapi, di balik kelezatannya, wajik menyimpan makna filosofis yang mendalam bagi kehidupan manusia.
Nama wajik berasal dari ungkapan Jawa wani tumindak becik yang berarti berani berbuat baik. Filosofi ini mengajarkan bahwa manusia harus memiliki keberanian untuk selalu berbuat kebaikan kepada sesama.
4. Lepet
Lepet merupakan salah satu masakan tradisional Jawa Tengah yang memiliki makna filosofis. Kata lepet berasal dari ungkapan Jawa elek e disimpen sing rapet yang berarti kejelekannya disimpan dengan rapat.
Filosofi ini mengajarkan bahwa kejelekan atau aib seseorang janganlah diumbar ke mana-mana, melainkan harus ditutup rapat-rapat sebagai bentuk kebijaksanaan dalam bergaul. Secara kuliner, lepet adalah makanan yang terbuat dari beras ketan yang diisi dengan kacang, kemudian dibungkus dan dimasak dalam santan hingga matang.
5. Apem
Apem merupakan kue tradisional Jawa yang memiliki akar etimologi dari bahasa Arab, yaitu affuwun atau afwan yang berarti ampunan atau maaf. Masyarakat Jawa pada zaman dahulu mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata tersebut sesuai dengan pelafalan asli bahasa Arab, sehingga akhirnya kata tersebut diserap dan disesuaikan menjadi apem yang lebih mudah diucapkan. Kue apem sering dibuat dan dibagikan kepada tetangga serta kerabat saat menjelang Lebaran atau setelah bulan Ramadan berakhir sebagai bagian dari tradisi ngapem atau nyuwun apem.
Penulis: Ade Yofi Faidzun
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5156883/original/020755200_1741556390-ju.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)