Data BPS: 6 dari 100 Angkatan Kerja di Jakarta Menganggur per Februari 2025
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pengangguran
di DKI
Jakarta
kembali meningkat. Berdasarkan laporan terbaru Badan Pusat Statistik (
BPS
) DKI Jakarta per Februari 2025, sekitar 6 dari setiap 100 orang angkatan kerja di Jakarta belum memiliki pekerjaan.
Kondisi ini menunjukkan, bahwa penambahan lapangan kerja belum mampu menampung seluruh lonjakan angkatan kerja baru, terutama yang berasal dari lulusan menengah atas.
Menurut hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), jumlah angkatan kerja di DKI Jakarta mencapai 5,47 juta orang, naik sekitar 41 ribu orang dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari jumlah itu, 338,39 ribu orang masih menganggur, meningkat sekitar 10 ribu orang dari Februari 2024.
Kondisi ini menyebabkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) naik menjadi 6,18 persen, dari sebelumnya 6,03 persen.
Angkatan kerja laki-laki tercatat lebih terdampak dengan TPT sebesar 6,77 persen, sementara perempuan berada di angka 5,29 persen.
Lulusan SMK dan SMA Paling Banyak Menganggur
Ironisnya, kelompok yang dirancang untuk siap kerja justru paling terdampak. Tingkat
pengangguran
tertinggi tercatat pada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yaitu 9,07 persen.
Lulusan SMA/SMK secara umum menyumbang 38,61 persen dari total pengangguran di DKI Jakarta.
Sementara itu, lulusan dengan jenjang pendidikan Diploma I/II/III dan SD ke bawah memiliki tingkat pengangguran paling rendah, masing-masing sebesar 2,05 persen dan 7,51 persen.
Tingkat pengangguran lulusan SMP pun jauh lebih rendah dibanding SMK, hanya sebesar 3,00 persen.
Data ini dapat menunjukkan, bahwa masih terdapat ketidaksesuaian antara keterampilan lulusan menengah atas dengan kebutuhan nyata pasar kerja.
Lapangan Usaha yang Menyerap Tenaga Kerja Terbanyak
Di tengah tantangan angka pengangguran, tiga sektor utama menunjukkan daya serap tinggi terhadap tenaga kerja.
Berdasarkan data dari BPS, perdagangan besar dan eceran, serta reparasi dan perawatan mobil menyerap 23,38 persen angkatan kerja DKI Jakarta.
Kemudian, akomodasi dan makan minum menyerap 13,37 persen. Serta, usaha pengangkutan menyerap 11,93 persen.
Sementara itu, tiga lapangan usaha yang mengalami peningkatan penyerapan tertinggi dibanding tahun sebelumnya adalah aktivitas jasa lainnya sebanyak 4,42 ribu pekerja.
Kemudian, aktivitas profesional dan perusahaan sebanyak 3,59 ribu. Serta, perdagangan dan reparasi mobil sebanyak 3,37 ribu.
Sebaliknya, sektor pertanian dan informasi-komunikasi mengalami penurunan jumlah tenaga kerja, yang menunjukkan semakin kecilnya peran dua sektor tersebut dalam menyerap tenaga kerja di Jakarta.
Meningkatnya pengangguran, khususnya di kalangan lulusan SMA/SMK, seharusnya menjadi alarm bagi dunia pendidikan dan Pemprov DKI Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta harus segera mencari solusi dengan membekali angkatan kerja agar mampu memenuhi apa yang dibutuhkan oleh lapangan kerja.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga harus memastikan ketersediaan lapangan kerja bagi para angkatan kerja yang mungkin saja sudah terampil, namun belum bisa terserap karena minimnya lapangan kerja.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Data BPS: 6 dari 100 Angkatan Kerja di Jakarta Menganggur per Februari 2025 Megapolitan 5 Mei 2025
/data/photo/2023/11/12/6550f64416dad.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)