Modus Penipuan Berkedok Pemesanan Nasi Box, Nama Puskesmas Arjosari Dicatut

Modus Penipuan Berkedok Pemesanan Nasi Box, Nama Puskesmas Arjosari Dicatut

Pacitan (beritajatim.com) – Kasus penipuan dengan modus pemesanan nasi box mengatasnamakan instansi kembali terjadi di Pacitan. Setelah sebelumnya mencatut nama Puskesmas Ngadirojo, kini pelaku menggunakan identitas Puskesmas Arjosari untuk melancarkan aksi serupa.

Salah satu calon korban, Meru Kartini, pemilik warung makan di Desa Nanggungan, Kecamatan Pacitan, mengungkapkan bahwa ia menerima pesan dari seseorang yang mengaku sebagai pegawai puskesmas bernama Alfian. Pelaku memesan 45 kotak nasi untuk dikirim pada hari Jumat, dengan pembayaran melalui transfer.

“Saya memang dihubungi lewat WhatsApp, tapi langsung saya baca, kelihatan jelas itu penipuan, dari cara bicaranya sudah mencurigakan,” ujar Meru saat dikonfirmasi, Kamis (10/4/2025).

Meru, yang sejak awal sudah curiga, membalas pesan tersebut dengan meminta pelaku datang langsung ke warung dan melakukan pembayaran secara tunai. Ia menegaskan hanya melayani pemesanan langsung dan pembayaran cash, kecuali untuk pelanggan tetap atau orang yang sudah dikenal.

“Banyak penipuan soal pesanan makanan. Saya sudah paham. Jadi saya balas saja, ‘datang ke warung, bayar tunai, nanti dibikinkan’,” jelasnya.

Menurut Meru, ini bukan kali pertama ia hampir menjadi korban penipuan. Sebelumnya, ia pernah menerima pesanan atas nama salah satu instansi militer di Pacitan. Saat itu, pelaku sempat mentransfer uang untuk 15 kotak nasi, namun dengan jumlah lebih dari harga yang disepakati. Pelaku lalu meminta kelebihan uang tersebut dikembalikan.

“Katanya nanti diambil pakai grab. Tapi saya curiga karena bukti transfernya tidak jelas. Saya diminta transfer balik, ditelepon terus-menerus, bahkan ‘sopir grab’-nya juga ikut menelepon. Akhirnya nasi box-nya tidak saya kasih,” kenangnya.

Meru pun mengimbau para pelaku usaha kuliner untuk lebih waspada terhadap modus semacam ini. Tips dari Meru sederhana: minta pembeli datang langsung dan bayar tunai.

“Yang aneh, mereka pesan tapi nggak tahu apa saja yang dijual di warung kami. Bahkan saat saya tawari harga yang lebih tinggi dari paket normal, mereka langsung setuju. Ini kan jelas mencurigakan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pacitan, Dodik Soemarsono, menyatakan pihaknya belum melakukan pelacakan terhadap pelaku karena modus seperti ini cukup sulit ditelusuri.

“Modus seperti ini sulit untuk dilacak,” ujar Dodik.

Ia mengimbau para pedagang untuk lebih berhati-hati dalam menanggapi pesanan dari pihak yang tidak dikenal.

“Kalau bisa, pembeli diminta datang langsung untuk memastikan pesanan. Kalau dirasa mencurigakan, lebih baik nomor pelaku segera diblokir,” tandasnya. [tri/aje]