TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG -Eni Purmiyanti (52) menjadi korban dugaan gendam hingga tabungan emasnya seberat 80 gram raib.
Emas itu sejatinya hendak digunakan oleh Eni untuk tabungan masa tua.
Namun, rencana itu buyar selepas ada seorang perempuan tak dikenal paruh baya masuk mencuri emasnya.
Emas itu disimpan dalam lemari kamar rumahnya di Dukuh Kepoh RT 1 RW 4, Kelurahan Nongkosawit, Gunungpati, Kota Semarang, Selasa (22/4/2025) pukul 09.45 WIB.
“Emas itu saya tabung sejak awal pernikahan yang rencananya saya gunakan untuk bekal masa tua,” ujar Eni kepada Tribun, Jumat (25/4/2025).
Perempuan dua cucu ini menerangkan, kejadian pencurian itu dirinya merasa digendam.
Sebab, ketika mengetahui aksi pelaku, dirinya sempat merasa terpaku.
Eni mengetahui pelaku di dalam rumahnya selepas pulang dari jalan-jalan bersama cucu dan suaminya.
Dia pulang ke rumah tetapi suami dan cucunya kembali jalan-jalan keliling kampung mengendarai mobil.
Ketika hendak masuk rumah, dia curiga ketika melihat pintu samping rumahnya tidak dikunci terbuka.
Dan, ada sepasang sandal perempuan.
Eni lantas masuk ke dalam rumah lewat pintu samping tersebut dan menemukan pelaku di dalam rumahnya.
Namun, dia tidak bisa berbuat banyak.
Sebaliknya, dia malah menuruti permintaan pelaku untuk mengambilkan air putih.
“Kami tidak ada sentuhan fisik. Kami hanya mengobrol biasa,” katanya.
Dalam obrolan itu, lanjut Eni, pelaku mengaku masuk ke rumahnya sudah mengucapkan salam.
Pelaku masuk ke rumahnya karena hendak bertanya soal persewaan tratak untuk orang meninggal dunia.
“Pelaku mengaku orang Nongkosawit. Habis itu dia minta minum air putih,” terangnya.
Selepas menenggak air putih satu gelas pemberian dari Eni. Pelaku pergi meninggalkan rumahnya dengan menggunakan sepeda motor.
Eni baru muncul kecurigaan selepas pelaku meninggalkan rumahnya.
“Saya baru sadar ada orang asing masuk rumah. Setelah itu, saya cek lemari dan kotak berisi emas hilang,” paparnya.
Eni menyebut, emas yang hilang terdiri dari kalung dan liontin seberat 15 gram, satu gelang seberat 15 gram, satu gelang mas kolong berat 20 gram, dan lima buah cincin masing-masing seberat 6 gram. Kerugian yang dideritanya ditaksir mencapai Rp100 juta.
Emas tersebut disimpan di kotak warna merah putih. Selain emas, surat-surat emas tersebut juga ikut hilang. Sementara Surat berharga lainnya seperti BPKB, sertifikat tanah dan lainnya masih aman.
Dia mengaku, sebenarnya kotak emas itu saya simpan di tempat aman.
Namun, ada tetangga masih berusia 25 tahun meninggal dunia.
Dia lantas memindahkan tempat emasnya ke dalam lemari.
“Saya takut kalau terjadi apa-apa kepada saya emas itu tidak ketahuan makanya saya pindah ke lemari biar anak saya tahu ternyata malah dicuri orang,” bebernya.
Dia berharap, kasus pencurian ini secara terungkap. Sebab, ibu rumah tangga ini mengaku emas itu menjadi biaya hidupnya di masa tua. “Ya semoga pelaku lekas tertangkap dan emas saya bisa kembali,” ujarnya.
Sementara kepala satuan reserse kriminal (Kasatreskrim) Polrestabes Semarang AKBP Andika Dharma Sena menyebut masih melakukan penyelidikan terhadap kasus ini. “Masih penyelidikan oleh tim gabungan Polrestabes Semarang dan Polsek Gunungpati,” ujarnya. (Iwn)
