Liputan6.com, Jakarta – Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Mari Elka Pangestu, menyampaikan, peluang yang dapat dimanfaatkan Indonesia di tengah ketegangan perdagangan yang terjadi antara China dan Amerika Serikat (AS).
Mari menyebut, persaingan tarif antara kedua negara besar tersebut telah mempengaruhi dinamika global, dan Indonesia berada di posisi yang baik untuk mengambil keuntungan dari situasi perang dagang ini.
Ia menjelaskan bahwa proses relokasi produksi dan ekspor sudah dimulai jauh sebelum April 2025. Beberapa sektor yang terlihat mencari lokasi baru untuk produksi, terutama yang berorientasi pada ekspor ke Amerika, antara lain sektor garmen, alas kaki, dan sektor-sektor padat karya lainnya.
“Sebetulnya proses itu sudah mulai terjadi sejak sebelum April, dimana sudah terjadi beberapa sektor yang mencari tempat lokasi baru untuk melakukan produksi maupun ekspor ke Amerika, seperti garment, footwear, dan sektor-sektor yang padat karya,” kata Mari dalam konferensi pers perkembangan Terkini Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia – AS, secara virtual, Jumat (18/4/2025).
Bahkan Pemerintah Indonesia telah mempersiapkan langkah-langkah untuk memfasilitasi perkembangan sektor-sektor ini, termasuk program revitalisasi sektor padat karya yang bertujuan untuk menarik investor.
“Sebetulnya, pemerintah sudah sebelum April pun mempunyai program untuk revitalisasi sektor padat karya dalam rangka menangkap kesempatan dan peluang untuk terjadi relokasi ini. Dan sudah cukup mendalam apa yang dilakukan, termasuk memfasilitasi investor-investor yang akan masuk ke dalam sektor ini,” jelasnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/763503/original/072072600_1415589035-Mari-Elka-Pangestu-20141110-Johan.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)