Sambangi Combiphar, BPOM Dorong Industri Farmasi Riset Dalam Negeri Demi Kemajuan Kesehatan Nasional

Sambangi Combiphar, BPOM Dorong Industri Farmasi Riset Dalam Negeri Demi Kemajuan Kesehatan Nasional

JABAR EKSPRES – Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar, menyebut 94 persen bahan baku obat di dalam negeri masih impor.

Hal ini dikatakan Taruna Ikrar saat mengunjungi Combiphar Group yang berlokasi di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Taruna Ikrar pun mendorong produsen obat di Indonesia untuk mengembangkan riset guna menemukan bahan baku dari dalam negeri sebagai bentuk kemandirian.

“Karena itu Badan POM tengah berbenah untuk memaksimalkan pelayanan baik kepada masyarakat maupun industri farmasi. Selain itu kami juga mendorong produsen obat di dalam negeri untuk mengembangkan riset,” kata dia di Padalarang, Rabu (16/4/2025).

BACA JUGA:BPOM – Bio Farma Jaga Sinergitas Pengawasan dan Riset

Berdasarkan data yang dibeberkan Badan POM, industri farmasi dalam negeri sebanyak 240 titik, kemudian untuk distributor lebih dari 3.000 titik, sementara toko obat maupun apoteker tersebar di Indonesia sebanyak 38 ribu.

“Kami Badan POM tengah fokus pada industri farmasi, karena itu kita mendorong agar industri farmasi mengembangkan riset guna menemukan bahan baku dari dalam negeri sebagai bentuk kemandirian,” katanya.

Ia mengapresiasi Combiphar yang saat ini terus mengembangkan produk-produknya, terbaru produk seperti Eye Mo yang tidak hanya dikenal luas di Indonesia, tetapi juga telah mendapatkan pengakuan dan kepercayaan di pasar internasional.

“Kami tengah bertransformasi untuk memaksimalkan pelayanan, termasuk melalui percepatan evaluasi produk inovatif tanpa mengurangi aspek mutu dan keamanan. Kami buktikan hari ini bahwa proses penerbitan Sertifikat Nomor Izin Edar (NIE) untuk Veoza hanya memakan waktu 54 hari kerja, jauh lebih cepat dari rata-rata 300 hari sebelumnya,” katanya.

BACA JUGA:Menteri BUMN dan PNM Dukung Percepatan Pertumbuhan UMKM Bersama BPOM

“Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk mendukung industri farmasi, sekaligus memastikan pengawasan lapangan berjalan dengan baik,” sambungnya.

Ia juga menegaskan bahwa Combiphar merupakan aset nasional yang harus dijaga dan didukung keberlanjutannya.

“Badan POM berkomitmen untuk tidak hanya menjadi pengawas, tetapi juga mitra strategis bagi pelaku industri. Kami mendorong efisiensi regulasi melalui program percepatan evaluasi,