Berikut ini fakta-fakta menarik dari film Pengepungan di Bukit Duri:
1. Skenario ditulis sejak tahun 2007
Sutradara sekaligus penulis skenario, Joko Anwar menceritakan bahwa skenario dari film ini telah digarap sejak 17 tahun lalu tepatnya pada tahun 2007. Saat itu skenarionya ditulis oleh Joko sejak dia pertama kali terjun ke dunia perfilman.
Selain itu, naskahnya ditulis dengan proses riset sejak 2002 dan melakukan wawancara terhadap anak remaja yang dianggap bermasalah oleh lingkungan sosialnya. Termasuk juga wawancara bersama pendidik dan orang-orang yang terlibat isu kekerasan di kalangan remaja.
2. Digarap setelah matang
Joko Anwar sempat menuturkan alasannya baru menggarap skenario film ini salah satunya karena film ini membutuhkan kematangan yang baik terutama sebagai sutradara yang berkaitan dengan teknis produksi serta sebagai manusia.
Selain itu, pada waktu tersebut skenarionya mengalami perkembangan hingga penajaman sesuai dengan kondisi sosial yang terus berubah dari waktu ke waktu terutama untuk membuat ceritanya tetap relevan dan dekat dengan masyarakat.
3. Kolaborasi dengan Hollywood
Film Pengepungan di Bukit Duri merupakan salah satu karya yang berkolaborasi dengan rumah produksi Hollywood Amazon MGM Studios. Kerja sama tersebut menjadi kolaborasi perdana Amazon MGM Studios dengan rumah produksi di Asia Tenggara untuk film rilisan bioskop.
4. Casting selama 4 bulan
Film ini melalui proses casting yang cukup panjang sekitar empat bulan dibantu dengan casting director. Joko Anwar mengaku bahwa ia sempat frustasi dalam mencari para pemain tepat sesuai dengan kebutuhan cerita film.
5. Angkat isu kekerasan di kalangan remaja
Pengepungan di Bukit Duri mengangkat cerita dengan isu kekerasan di kalangan remaja. Diketahui ide tersebut didapatkan oleh Joko Anwar berasal dari fenomena kekerasan yang masih menjadi isu dalam kehidupan masyarakat saat ini.
Kemudian pihaknya juga menuturkan remaja memiliki peran penting sebagai penerus sebuah bangsa. Selain itu, perlakuan orang dewasa kepada remaja juga mempunyai peranan dalam membentuk generasi tersebut.
“Kenapa kami mengambil tema remaja karena remaja adalah fase yang paling krusial dalam masyarakat. Apakah kelompok remaja ini nantinya akan menjadi surplus demografi untuk sebuah negara, atau justru menjadi beban. Ini penting banget untuk disorot masalah remaja ini,” ucapnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5182013/original/016253100_1744020845-Poster_Pengepungan_di_Bukit_Duri.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)