Jakarta –
Di hari raya Idul Fitri, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menyampaikan ucapan selamat atas berakhirnya bulan suci Ramadan, sambil mengajak untuk merayakan momen ini dengan semangat saling menghormati antaragama.
“Mari kita tunjukkan bahwa kita juga menghormati keyakinan dan pemahaman yang berbeda tentang yang Ilahi,” ujar Steinmeier dalam pesan ucapan yang disebarkan pada hari Minggu (31/3/2025).
Dengan demikian, semua umat manusia dapat berkontribusi pada perdamaian, “yang menjadi impian dan harapan para penganut semua agama.”
Islam “telah hadir di Jerman”
Di banyak tempat, tetangga-tetangga nonmuslim, kerap turut diundang untuk berbuka puasa, ujar kepala negara Jerman tersebut.
“Ini lebih dari sekadar isyarat yang indah – ini sangat penting bagi kehidupan bersama kita sebagai masyarakat,” tegas Presiden.
“Tidak ada yang kehilangan apapun dari keyakinannya sendiri ketika mengundang orang lain, dan tidak ada yang kehilangan apapun dari keyakinannya ketika menerima undangan tersebut,” tambahnya.
Agama memberi hidup suatu struktur dan dimensi yang melampaui dunia sehari-hari, ujar Steinmeier. “Saya pun mengalaminya sebagai seorang kristiani.”
Steinmeier melihat ini sebagai “sebuah tanda kecil betapa Islam telah diterima di Jerman dengan segala tradisi khasnya.”
Pemikiran tentang rekonsiliasi
Dengan perayaan Idul Fitri, umat muslim di seluruh dunia merayakan akhir Ramadan. Selama bulan puasa, para umat berpuasa dari fajar hingga terbenamnya matahari, menahan diri dari makan dan minum.
Di seluruh dunia, diperkirakan ada sekitar 1,9 miliar umat muslim. Sebagian besar dari mereka tinggal di Indonesia, India, Pakistan, dan Bangladesh.
ap/hp (epd, kna, dpa)
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
