Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) buka suara terkait pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melanda pasar saham Indonesia pekan lalu. Kemenperin terus melihat apakah pelemahan bursa saham tersebut berpengaruh ke industri manufaktur.
Seperti diketahui, pada Rabu, 18 Maret 2025 telah terjadi pembekuan sementara (trading halt) sistem perdagangan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Langkah tersebut dipicu penurunan IHSG mencapai 5%.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief mengatakan, Kemenperin belum melihat dampak dari pelemahan IHSG ke industri manufaktur dalam negeri. Tetapi ia memastikan, pihaknya terus memantau perkembangan industri manufaktur Indonesia.
“Soal IHSG, kami belum bisa menyampaikan dampaknya ke industri. Tapi kami terus mencermati perkembangan dan dinamika di Bursa Efek Indonesia (BEI), terutama terkait dengan IHSG dan saham-saham manufaktur,” ujar Febri, dalam Konferensi Pers IKI Maret 2025, disiarkan Rabu (26/3/2025).
Namun, saat ini terjadi penurunan pada Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Maret 2025 hingga 0,17 poin menjadi 52,98. Sebelumnya pada Februari 2025, angka IKI tercatat 53,15. Nilai IKI pada Maret 2025 juga melambat 0,07 poin dari yang tercatat di periode yang sama tahun lalu sebesar 53,05.
Febri menjelaskan, penurunan IKI di Maret disebabkan oleh laju produksi yang diperkecil, karena manufaktur sudah mempercepat produksi pada bulan Januari-Februari.
“IKI turun di bulan Maret disebabkan karena industri sudah melakukan produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Puasa Ramadan dan Lebaran. Jadi roduksi sudah dilakukan pada Januari-Februari lalu,” katanya.
“Jadi pada Maret ini mereka tinggal menjual, mendistribusikan dan menjual produk mereka,” ungkapnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4867041/original/067873200_1718711480-20240618-Pertumbuhan_Industri_Manufaktur-MER_6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)