Survei: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Mampu Bedakan Produk Lokal dengan Tiongkok – Halaman all

Survei: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Mampu Bedakan Produk Lokal dengan Tiongkok – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Survei Hypefast menyebutkan 6 dari 10 orang Indonesia tidak bisa membedakan produk asal Tiongkok dengan produk asli Indonesia. 

CEO dan Founder Hypefast, Achmad Alkatiri, mengatakan strategi pemasaran membuat konsumen menggunakan produk luar. 

“Strategi pemasaran agresif dan adaptasi terhadap selera lokal membuat brand luar semakin mudah mendapatkan kepercayaan konsumen Indonesia,” kata Achmad melalui keterangan tertulis, Senin (24/3/2025).

Data internal Hypefast menunjukkan bahwa brand asal Tiongkok mampu mengalokasikan 30–40 persen dari total omzet mereka untuk pemasaran. 

Sementara produk lokal umumnya hanya dapat mengalokasikan sekitar 10 persen. 

“Perbedaan ini membuat brand lokal sulit bersaing dalam menarik perhatian konsumen dan mempertahankan pertumbuhan bisnis yang sehat,” katanya.

Industri brand lokal di Indonesia, kata Achmad, tengah memasuki periode sulit yang disebut sebagai Local Brand Winter. 

Istilah ini diadaptasi dari fenomena Tech Winter yang menggambarkan perlambatan pertumbuhan dan penurunan investasi di sektor teknologi. 

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Hypefast, periode ini ditandai dengan meningkatnya jumlah brand lokal yang mengalami kesulitan hingga menutup bisnisnya, terutama di sektor kecantikan.

“Seperti fenomena Tech Winter yang melanda perusahaan teknologi, industri brand lokal juga mengalami Local Brand Winter, terutama di bidang kecantikan. Dalam kurang dari satu tahun terakhir, banyak brand lokal yang memutuskan untuk berhenti beroperasi. Faktor terbesar adalah persaingan ketat dengan brand luar, terutama dari Tiongkok,” Achmad. 

Padahal pada periode 2021–2023, brand lokal sempat menunjukkan pertumbuhan positif dengan masuknya pendanaan dari investor dan dominasi penjualan di platform online seperti Shopee dan TikTok Shop. 

Namun, menurut Hypefast, sejak akhir 2023 persaingan berubah drastis dengan masuknya brand-brand asal Tiongkok yang memiliki modal jauh lebih besar dibandingkan brand lokal.