Jakarta, Beritasatu.com – PT Chandra Asri Petrochemical mengharapkan pemerintah dapat mengambil tindakan tegas terhadap aksi premanisme yang dilakukan oleh organisasi masyarakat (ormas). Jika tidak segera ditangani, hal ini dikhawatirkan dapat menghambat iklim investasi di Indonesia.
Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy PT Chandra Asri Petrochemical Edi Rivai menjelaskan, aktivitas sejumlah ormas serta lembaga swadaya/pemberdayaan masyarakat (LSM/LPM) kerap mengganggu operasional industri.
“Yang kami butuhkan adalah kepastian hukum dan kepastian dalam menjalankan usaha agar kegiatan produksi tidak terganggu,” ujarnya dalam diskusi Forum Wartawan Industri (Forwin) bertema “Peluang dan Tantangan Industri Kimia Sebagai Proyek Strategis Nasional dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi”, Minggu (16/3/2025).
Edi menuturkan bahwa bentuk gangguan dari aksi premanisme ormas ini beragam di setiap kawasan industri. Salah satu contoh yang mencuat adalah insiden di Cilegon, Banten, dengan industri sempat diserang oleh ormas.
Ia menilai bahwa peristiwa ini menunjukkan aksi premanisme yang tidak terkendali.
“Ada kasus yang viral di media, seperti di Cilegon dengan pagar pabrik dikunci dan operasional terganggu. Ini merupakan fakta yang sudah terjadi,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa masalah serupa tidak hanya terjadi di Cilegon, tetapi juga di berbagai kawasan industri lain, di mana pelaku usaha menghadapi tantangan serupa.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya tindakan pemerintah dalam menindak aksi premanisme yang dilakukan oleh ormas serta memberikan kepastian hukum yang lebih jelas. Dengan adanya kepastian hukum, dunia usaha dapat terhindar dari ancaman permintaan ‘jatah’ oleh kelompok tertentu.
Sebagai langkah pencegahan, pelaku industri dapat meningkatkan pengamanan serta menjalin koordinasi lebih erat dengan pihak kepolisian.
“Koordinasi dengan aparat keamanan dan kepolisian sangat penting agar industri bisa beroperasi dengan lancar tanpa hambatan, serta menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi,” kata Edi.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Chandra Asri telah menemukan strategi untuk mengurangi risiko premanisme terhadap perusahaannya.
“Kami berupaya memperkecil kesenjangan sosial dengan membangun sekolah dan politeknik agar masyarakat memiliki kesempatan kerja. Salah satu cara kami untuk meminimalkan aksi premanisme ormas adalah melalui program Corporate Social Responsibility (CSR),” pungkasnya terkait aksi premanisme ormas.
