Boyong Grobog Hari Jadi ke-299 Grobogan: Kirab Keris Kiai Sengkelat hingga Pesta Gunungan Hasil Bumi

Boyong Grobog Hari Jadi ke-299 Grobogan: Kirab Keris Kiai Sengkelat hingga Pesta Gunungan Hasil Bumi

TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Ratusan warga Kabupaten Grobogan, memadati alun-alun untuk menyaksikan dan mengikuti tradisi Boyong Grobog, Senin (3/3/2025). 

Tradisi tahunan ini menjadi momen yang sangat dinantikan oleh masyarakat. 

Karena masyarakat Grobogan tidak hanya merayakan sejarah dan budaya mereka, tetapi juga memperingati Hari Jadi ke-299 Kabupaten Grobogan.

Dalam Boyong Grobog kali ini, warga akan mengiring kirab Keris Kiai Sengkelat dari kantor Kelurahan Grobogan menuju kantor Kabupaten Grobogan.

Setelah itu warga akan mengambil sedekah bumi yang disediakan dalam bentuk gunungan di alun-alun Purwodadi. 

Puluhan gunungan berisi berbagai macam sayuran dan buah-buahan yang disediakan sebagai simbol berkah.

Para warga dan relawan sontak berdesakan untuk mendapatkan gunungan hasil bumi yang dipersembahkan dalam tradisi tersebut. 

Mereka meyakini bahwa gunungan tersebut membawa berkah, terutama menjelang bulan suci Ramadan, dan diharapkan dapat menjadi sumber keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.

Sejarah dan Makna Boyong Grobog

Tradisi ini memiliki makna sejarah yang sangat penting bagi masyarakat setempat, sebagai penghormatan terhadap sejarah berdirinya Kabupaten Grobogan yang bermula dari zaman kerajaan Majapahit. 

Diceritakan, grobog adalah asal mula terbentuknya kabupaten Grobogan. 

Di masa kerajaan Majapahit ada pasukan yang diutus untuk mengirim senjata pusaka dan dimasukan dalam kotak atau grobog. 

Pasukan tersebut kemudian bertemu dengan perampok dan mereka lari meninggalkan grobog.

Selanjutnya oleh Sunan Kalijaga, para perampok tersebut berhasil dikalahkan dan grobog direbut kembali. 

Tempat tertinggalnya grobog itu kemudian dinamakan Grobog atau Grobogan. 

Mengenang sejarah tersebut, dalam acara Boyong Grobog ini Bupati dan Wakil Bupati tampil mengenakan pakaian adat Jawa, layaknya seorang raja.

Mereka membawa pusaka Grobog dan keris Kiai Sengkelat, yang merupakan simbol penting dalam sejarah Kabupaten Grobogan.

Setibanya di Pendopo Kabupaten Grobogan, rombongan kirab disambut dengan ritual sesuci dan doa. 

Pusaka Grobog dan keris Kiai Sengkelat kemudian diserahkan sebagai simbol kehormatan dan keberkahan untuk kabupaten.

Harapan Bupati Grobogan

Dalam kesempatan kali ini, Bupati Grobogan, Setyo Hadi, berharap, tradisi Boyong Grobog ini membawa keberkahan bagi Kabupaten Grobogan. 

“Semoga dengan adanya peringatan tradisi Boyong Grobog ini, Kabupaten Grobogan semakin aman, makmur, sejahtera, jauh dari bencana dan gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo,” ujar Bupati Setyo Hadi.

Melalui Boyong Grobog, masyarakat Grobogan tetap menjaga tradisi budaya yang telah diwariskan turun-temurun, sekaligus mempererat kebersamaan dan rasa persatuan antarwarga. 

Tradisi ini juga menjadi ajang untuk menyatukan seluruh lapisan masyarakat, dengan semangat gotong royong dan saling berbagi. (*)