Menilik Santri Lansia Ramadhan di Masjid Agung Demak, Meniti Berkah di Usia Senja
Tim Redaksi
DEMAK, KOMPAS.com
– Masjid Agung
Demak
kembali mengadakan santri Ramadhan atau dikenal “Ngaji Tuo” pada momentum puasa kali ini.
Santri Ramadhan ini akan berlangsung selama 27 hari dan peserta rata-rata berusia di atas 56 tahun.
Bak
nyantri
pada umumnya,
santri lansia
akan mengikuti kegiatan ngaji Al Quran selama Ramadhan dan kitab-kitab lain selama sebulan.
Tahun ini setidaknya terdapat 127 orang santri Ramadhan di
Masjid Agung Demak
, 10 di antaranya menginjak usia lebih dari 80 tahun.
Momentum kedatangan mereka kebanyakan sebelum 1 Ramadhan 1446 Hijriah atau 1 Maret 2025.
Kedatangan mereka senantiasa diwarnai haru bahagia pamit anak-cucu usai mengantar. Mereka datang dari Demak dan pelbagai daerah lain, seperti Grobogan, Semarang, Kendal, Jepara, Solo, Purworejo, Madiun, Magetan, Malang, dan Surabaya.
KOMPAS.COM/NUR ZAIDI Suasana Masjid Agung Demak jelang Ramadhan pada Sabtu (28/2/2025).
Memasuki usia senja, tak lantas menyurutkan semangat mereka untuk meniti ilmu selama Ramadhan di Masjid Agung Demak.
Salah satu peserta, Maksum (86), mengatakan, ini pertama kali mengikuti santri Ramadhan di Masjid Agung Demak untuk mengaji selama sebulan ke depan.
“Mau cari ilmu, mondok. InsyaAllah sebulan,” ujar Maksum, ditemui di lokasi, Senin (3/3/2025).
Warga asal Magetan, Jawa Timur itu mengaku dapat informasi adanya santri Ramadhan dari teman di Grobogan, dan lantas tertarik untuk mengikuti.
Dia berharap, selama menjadi santri Ramdhan mendapatkan keberkahan dan ilmu yang bermanfaat di sisa usianya.
”
Kepingin
mencari ilmu yang baik,” ujarnya lagi.
Maksum mengaku senang karena mendapatkan
support
dari keluarga untuk mengikuti santri Ramadhan di Masjid Agung Demak.
Hal itu juga dibarengi keluarga besarnya yang turut mengantar ke Demak.
“Senang, diantar keluarga ke sini. Anak, cucu-cucu, buyut, seneng,” katanya.
Santri Ramadhan di Masjid Agung Demak difasilitasi tempat tinggal dan makan selama kegiatan dan tanpa pungutan biaya, termasuk kesehatan gratis apabila sakit.
Dalam keseharian, mereka mengikuti ngaji rutin yang diadakan pagi hari, siang, sore, dan malam dengan kitab yang berbeda-beda.
Ketua Takmir Masjid Agung Demak, KH Nur Fauzi, mengatakan, santri lansia di Masjid Agung Demak menjadi agenda rutinan setiap tahun pada bulan puasa.
Pada tahun ini, setidaknya terdapat 17 kegiatan santri Ramdhan dan pengajian kitab yang dilakukan sesuai dengan usia peserta.
“Tahun ini ada kajian kitab Wasiyatul Mustofa bakda shalat dzuhur, yang kemarin tidak kita sampaikan tahun ini ada. Wasiyatul Mustofa itu menerangkan akhlak tasawuf, sehingga bagi orang-orang tua itu cocok,” kata Fauzi, mencontohkan.
Adapun manfaat dari santri Ramadhan ini bisa meningkatkan keilmuan dan keimanan bagi peserta.
“Sangat luar biasa, tentunya meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan tentu adalah peningkatan pemahaman terutama dalam amaliyah keagamaan,” terangnya.
Fauzi menambahkan, selain meningkatkan keilmuan para peserta juga bisa memperoleh keberkahan dari Sultan Fatah, Raja Demak pertama.
Mengingat Masjid Agung Demak yang berdiri pada era Kesultanan Demak senantiasa dijadikan syiar Islam dan pendidikan oleh Walisongo.
“Mereka di sini tidak hanya mengambil pelajaran keilmuan saja, tetapi tabarukan ingin menjadi duriyah Walisongo, terutama duriyah Sultan Fatah, jadi duriyah kalau seiman itu kan akan mengikuti orang tuanya,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Menilik Santri Lansia Ramadhan di Masjid Agung Demak, Meniti Berkah di Usia Senja Regional 3 Maret 2025
/data/photo/2025/03/03/67c584d184d6f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)