Jakarta, Beritasatu.com – Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melonjak 8,04% ke level Rp 3.630 pada akhir sesi pertama perdagangan Senin (3/3/2025).
Sebanyak 442,76 juta lembar saham BBRI berpindah tangan dengan total 71.201 transaksi, menghasilkan nilai perdagangan mencapai Rp 1,57 triliun.
Menurut data dari Stockbit Sekuritas, saham BBRI menjadi incaran investor dengan mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 334,4 miliar hingga akhir sesi pertama.
Sebelumnya, saham BBRI sempat mengalami koreksi tajam sebesar 7,44% ke Rp 3.360 pada perdagangan Jumat (28/2/2025).
Di hari itu, sebanyak 1 miliar lembar saham BBRI ditransaksikan dengan total 153.136 transaksi, menghasilkan nilai perdagangan Rp 3,42 triliun. Rata-rata harga transaksi berada di Rp 3.419,6 per saham, sementara investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 879 miliar.
Sementara itu, sinyal pembagian dividen final untuk tahun buku 2024 mulai terlihat.
Berdasarkan analisis dari Sucor Sekuritas, rasio dividen final 2024 diperkirakan mencapai 85% atau setara Rp 30,8 triliun, yang berarti setiap lembar saham berpotensi menerima dividen sekitar Rp 204. Dengan angka tersebut, yield dividen diproyeksikan berada di kisaran 6%.
Dari sisi rekomendasi, BNI Sekuritas (BNIS) tetap mempertahankan status buy untuk BBNI dalam 12 bulan ke depan dan hold untuk tiga bulan mendatang. Target harga yang dipatok untuk jangka waktu 12 bulan berada di Rp 4.700.
BNIS juga menyoroti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BBRI pada Maret mendatang sebagai katalis baru bagi saham ini, mengingat agenda pembahasan dividen final. Sejalan dengan Sucor, BNIS memperkirakan yield dividen final BBRI akan berkisar antara 5,6%-6,1%, sementara total yield bisa mencapai 9,3%-9,8%.
Keputusan resmi mengenai besaran dividen akan ditetapkan dalam RUPST BBRI yang dijadwalkan berlangsung pada 24 Maret 2025.
