Surabaya (beritajatim.com) – Sivitas akademika SMA Gloria 2 menggeruduk Polrestabes Surabaya, Senin (28/10/2024). Dari pantauan beritajatim.com, sekitar 60 orang dari wali murid dan guru SMA Gloria 2 mendatangi Polrestabes Surabaya pada pukul 09.30 WIB.
Konsultan Hukum SMA Kristen Gloria 2 Surabaya, Sudiman Sidabukke mengatakan pihaknya datang ke Polrestabes Surabaya untuk membuat laporan dan aduan terkait dugaan kekerasan yang dilakukan salah satu bos hiburan malam berinisial IV.
Sudiman Sidabukke menjelaskan Pengaduan atau pelaporan kepada pihak berwajib ini bukanlah langkah balas dendam. Namun, pihaknya ingin dugaan kekerasan itu tak kembali di sekolah elite tersebut, utamanya di dunia pendidikan.
“Kita bukan cari balas dendam di sini, tapi paling tidak hukum terus berjalan supaya hal seperti ini tidak terulang kembali,” kata Sudiman Sidabukke, Senin (28/10/2024).
Sudiman menjelaskan pihaknya sudah melakukan mediasi dengan pihak yang rencananya dilaporkan. Mediasi itu difasilitasi oleh pihak kepolisian.
“Menyangkut tentang mediasi, sekarang itu memang ada peluang yang disebut dengan restorative justice dan itu bisa dilakukan di tingkat penyelidikan dan penyidikan,” katanya.
Meski upaya mediasi telah dilakukan. Pihaknya tetap menyiapkan alat bukti dan diserahkan ke Polrestabes Surabaya. Ia menjelaskan bahwa yang dilaporkan lebih dari 1 orang. Selain itu sejumlah guru juga bersaksi mendapatkan kekerasan verbal.
“Gloria tetap melapor. Ada sejumlah video sebagai bukti. Yang mau diadukan adalah pihak pelaku, nanti kami sampaikan karena di sana kami akan godok. Jumlahnya (yang dilaporkan) lebih dari satu orang,” ungkapnya.
Sementara ketika disinggung apakah sewaktu melakukan dugaan kekerasan itu Ivan sempat mengeluarkan senjata api. Sudiman mengaku tidak mengetahui. “Itu kami tidak tahu,” pungkasnya. [ang/beq]
