Untuk pendanaan, KAI Commuter menyiapkan dua skenario, dengan mengandalkan penyertaan modal negara (PMN) dan mencari pinjaman.
Dipaparkan Asdo, pihaknya membutuhkan pemasukan investasi senilai Rp 9,1 triliun untuk pengadaan 35 rangkaian kereta baru. Total dana itu bakal digunakan untuk mendatangkan kereta impor dan kereta baru dari INKA, maupun pengadaan kereta retrofit (yang sudah ditingkatkan kapasitas angkutnya).
“Untuk pembelian 35 trainset baru, baik INKA maupun CRRC, dan retrofit, ini komposisinya 60-40. Sekitar 60 persen adalah PMN, 40 persen adalah loan. Jadi loan KCI ini sebesar Rp 3,6 triliun,” terang dia.
“Untuk mendanai impor ini hanya cukup Rp 2,8 triliun. Artinya, nanti full PMN yang dari pemerintah itu semua untuk membayar INKA. Plus bagian loan dari KCI yang untuk memenuhi pembayaran INKA,” dia menambahkan.
Saat ditanya alokasi pinjaman itu berasal dari mana, Asdo belum bisa membeberkannya lebih lanjut. “Loan ya, sindikasi nanti ada. Ini kan satu lagi proses, kita belum bisa expose,” pungkasnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4412752/original/051182900_1683024973-20230502-Polemik-Impor-KRL-Bekas-Tallo-5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)