Pemerintah Optimistis Bauran EBT Bakal Capai 23 Persen pada 2029

Pemerintah Optimistis Bauran EBT Bakal Capai 23 Persen pada 2029

Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Diyakini, bauran EBT dapat mencapai angka 23% pada 2029.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengungkapkan, potensi EBT di Indonesia jumlahnya sangat besar. Berdasarkan catatannya, potensi tersebut dapat mencapai 3,6 terawatt.

Sumber-sumber EBT di Indonesia beberapa di antaranya seperti tenaga surya, angin, air, udara, panas bumi, hingga bahan bakar nabati.

“Kita melihat fakta potensi renewable energy kita besar, kita punya resources banyak, kira-kira 3,6 terawatt. Jadi kalau skalanya gigawatt, sekitar 3.600 gigawatt,” ungkap Eniya acara Beritasatu Outlook 2025-Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Tantangan dan Peluang di Era Baru, di The Westin Jakarta, Kamis (30/1/2025).

Namun sayangnya, pemanfaatan EBT masih sangat minim. Bahkan, bauran EBT terhadap energi nasional masih sekitar 14% hingga akhir 2024. Oleh karenanya, Kementerian ESDM tengah menyusun sejumlah strategi untuk meningkatkan pemanfaatan dan bauran EBT.

Salah satunya, Kementerian ESDM memastikan komitmen mendukung target net zero emission (NZE) melalui pengembangan energi terbarukan sebagai strategi jangka panjang ketenagalistrikan nasional yang tercantum dalam rencana perubahan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).

Dalam RUKN tersebut akan dijabarkan secara jelas peta jalan Indonesia dalam mengembangkan EBT. Eniya mengungkapkan, dengan peta jalan yang jelas, ia optimistis bauran EBT akan tembus di angka 23% pada 2029 atau lebih cepat. Terlebih, jika kondisi perekonomian dalam jalur yang baik di angka 8%.

“Sebetulnya bauran EBT 23% itu bisa tercapai sekitar 2028 atau 2029. Dan ini sudah sesuai dengan pertumbuhan ekonomi yang 8%,” papar Eniya.

Pemerintah saat ini tengah fokus membangun infrastruktur jaringan transmisi Smart Grid, yang dapat menjawab tantangan lokasi sumber potensi EBT yang jauh dari masyarakat ataupun ke pusat ekonomi.

Sehingga Smart Grid akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan akses listrik dari energi hijau dengan harga yang terjangkau. Eniya mengungkapkan, jaringan Smart Grid yang saat ini belum tersambung dengan baik, membuat persentase bauran EBT di Indonesia masih rendah.

Diketahui, pemerintah sempat menargetkan bauran EBT mencapai 19% pada 2023, tetapi angkanya tak mencapai realisasi. “Kenapa bauran tadi enggak tercapai? Memang karena transmisi. Jadi evakuasi dari satu daerah yang menghasilkan renewable energy,” pungkasnya terkait bauran EBT di Indonesia.