Ngawi (beritajatim.com) – Emak-emak bernama Isna (32) warga Desa Jururejo Kecamatan/Kabupaten Ngawi nyaris pingsan saat antre beras murah di alun-Alun Ngawi, Senin (25/3/2024). Isna terpaksa minggir dari desakan warga lain yang tengah antre beras.
Menurutnya, cuaca panas dan warga lain yang berdesakan agar dapat sembako murah membuatnya nyaris tumbang. Dia mengaku antre sejak jam 08.00 WIB. Saat minggir, dia belum mendapatkan beras dan sejumlah bahan pokok yang hendak dibeli.
‘’Karena beras di toko-toko itu masih mahal. Makanya saya sampai antre begini. Harapannya, ya bisa tetap dapat beras murah. Tapi, kalau antre begini ya kasihan yang bawa anak,’’ kata Isna.
Tak hanya Isna, ada puluhan warga yang mengantre beras dan sembako murah. Beras hanya dijual Rp10.200 per kilogram, kemudian telur Rp25.000 per kilogram, serta cabai Rp22.000 per kilogram.
Terpisah, Kabid Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Ngawi Dwi Rahayu Puspitaningrum mengatakan gerakan pangan murah bekerjasama sama dengan Bulog.
‘’Animo masyarakat memang sangat tinggi. Kami antisipasi agar acara mulai sejak pukul 08.00 WIB. Tapi masyarakat datang sejak pukul 06.00 WIB. Mekanismenya, masyarakat harus bawa kupon sehingga hanya yang pakai kupon yang bisa mendapatkan,’’ kata Dwi.
Namun, pihaknya sudah menyediakan banyak kupon. Pun, kupon untuk sekitar 500 orang masih cukup. Dan pihaknya memperkirakan semua yang datang tak mungkin tak kebagian.
‘’Sebenarnya tak perlu berdesakan pasti dapat,’’ pungkasnya. [fiq/but]
