Rajidt Malley, yang juga pendiri SANGKALA Medan, yang pernah merintis pendakian pada hampir 40 tahun lalu, yang dimintai komentarnya mengatakan, Tim Ekspedisi Besar ke puncak Loser dan Leuser ini adalah tim pendakian dengan jumlah peserta paling banyak.
“Sepanjang yang saya ketahui, sejak 1980 sampai kini, tim pendakian yang efektif itu terdiri dari tujuh sampai 10 orang. Jumlah anggota tim pendaki itu untuk mengantisipasi ragam kesulitan, tantangan medan, dan ancaman kecelakaan yang bisa saja terjadi dalam suatu pendakian panjang. Untuk pendakian yang bermuatan nuansa rekreatif, jika waktunya lama biasanya paling banyak pun hanya berjumlah 15 orang,” terangnya.
Lebih jauh Rajidt menguraikan, “Semestinya, ekspedisi besar ini dapat pula mengingatkan banyak pihak pada rangkaian ekpedisi maut oleh penjajah kolonial Belanda di tahun 1904 hingga 1934. Penjajah kolonial Belanda saat itu yang dikomandani Letkol Van Daalen berupaya memenangkan perang dengan Aceh yang tak kunjung diperolehnya. Dengan ratusan tentara marsose KNIL, ekspedisi maut itu menewaskan belasan ribu rakyat Gayo-Lues guna menangkap Cut Nyak Dhien.”
“Pada tahun 1933-1934, ekspedisi maut itu juga menyelipkan penelitian biologi dan geomorfologi yang dipimpin oleh Van Beek hingga sampai ke puncak Loser. Ekspedisi maut pada 120 tahun yang silam itu terdokumentasikan dalam beberapa laporan-laporan penelitian ilmiah,” sambungnya.
Rajidt menambahkan, “Ekspedisi besar ke Loser-Leuser kali ini dapat pula merekonstruksi spirit heroisme dan patriotisme para pejuang kemerdekaan Indonesia untuk diinternalisasi atau dihayati oleh generasi masa kini.”
“Negara ini sudah diperjuangkan sungguh-sungguh dengan pengorbanan luar biasa banyak berupa harta, darah dan nyawapara pejuang dan rakyat Indonesia dari berbagai daerah, karena itu harus dicegah dan dipertahankan pula keutuhannya dari berbagai potensi gangguan dalam bentuk apa pun yang dapat merusaknya saat ini – baik gangguan dari dalam berupa pertikaian antargolongan, antarpartai, antarsuku, antaragama mau pun gangguan dari luar berupa aneksasi wilayah dan perbatasan, bahkan jebakan hutang, impor barang dan kemungkinan perang a-simetris,” tandasnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5072275/original/013469300_1735545057-WhatsApp_Image_2024-12-29_at_17.03.30.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)