Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kota Hilang Ditemukan Setelah 57 Tahun Lenyap, NASA Kaget

Kota Hilang Ditemukan Setelah 57 Tahun Lenyap, NASA Kaget

Jakarta, CNBC Indonesia – NASA menemukan “kota” di bawah es yang ditinggalkan pada era Perang Dingin di sekitar Greenland.

Kota tersebut ditemukan oleh ilmuwan dan insinyur NASA ketika mengambil gambar radar pada April 2024. Saat itu mereka terbang di atas Greenland utara dengan menggunakan pesawat jet Gulfstream III milik NASA.

Kota yang ditinggalkan itu adalah sebuah pangkalan militer yang disebut Camp Century, yang dibangun pada tahun 1959 dengan membuat terowongan di bawah lapisan es di dekat permukaan lapisan es Greenland.

Ditinggalkan pada tahun 1967, salju dan es kini menutupi bagian atas kota itu yang membuatnya terkubur sedalam 30 meter di bawah permukaan.

“Kami mencari lapisan es dan muncullah Camp Century. Awalnya kami tidak tahu apa itu,” kata Alex Gardner dari Laboratorium Propulsi Jet (JPL) NASA, dikutip dari The Independent, Kamis (28/11/2024).

Dalam data baru, struktur-struktur individual di kota rahasia itu terlihat dengan cara yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Peta terbaru mengungkapkan detail tata letak pangkalan, termasuk struktur paralel yang tampaknya sejajar dengan terowongan yang dibangun untuk menampung beberapa fasilitas.

Peta yang dibuat dengan menggunakan radar konvensional digunakan untuk menguatkan perkiraan kedalaman Camp Century.

Perhitungan ini membantu menentukan kapan es yang mencair dapat mengekspos kembali kamp dan sisa limbah biologis, kimia, dan radioaktif yang terkubur bersamanya.

Para peneliti berharap pendekatan dengan menggunakan instrumen semacam ini dapat membantu para ilmuwan mengukur ketebalan lapisan es di lingkungan yang sama di Antartika dan membatasi perkiraan kenaikan permukaan laut di masa depan.

“Tujuan kami adalah untuk mengkalibrasi, memvalidasi, dan memahami kemampuan dan keterbatasan UAVSAR untuk memetakan lapisan internal lapisan es dan antarmuka lapisan es,” kata ilmuwan NASA, Chad Greene.

“Tanpa pengetahuan yang mendetail mengenai ketebalan es, mustahil untuk mengetahui bagaimana lapisan es akan merespons lautan dan atmosfer yang menghangat dengan cepat, sehingga membatasi kemampuan kita untuk memproyeksikan laju kenaikan permukaan air laut,” jelasnya.

Para ilmuwan berharap hasil survei uji coba terbaru ini akan memungkinkan pemetaan udara generasi berikutnya di Greenland, Antartika, dan sekitarnya.

(fab/fab)