Sumbawa, Beritasatu.com – Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 4,8 mengguncang wilayah Sumbawa dan Bima atau Gempa Sumbawa dan Bima pada Jumat (29/11/2024) pukul 13.49 Wita. Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episenter gempa terletak di koordinat 8,99 LS dan 118,48 BT, tepatnya di laut pada jarak 50 kilometer (km) tenggara Dompu, NTB, dengan kedalaman 66 km.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Mataram Ardhianto Septiadhi menjelaskan, gempa ini dikategorikan sebagai gempa menengah yang diakibatkan oleh aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia di bawah lempeng Eurasia.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, gempa ini merupakan gempa tektonik menengah yang khas dari aktivitas subduksi lempeng,” ujarnya.
Gempa ini dirasakan di beberapa wilayah dengan intensitas guncangan yang bervariasi. Berdasarkan laporan masyarakat, wilayah Sumbawa, Dompu, dan Bima mengalami getaran dengan intensitas III MMI.
“Getaran pada skala ini digambarkan sebagai guncangan yang dirasakan nyata di dalam rumah, dengan efek, seperti getaran akibat truk besar yang melintas,” ucap Ardhianto terkait Gempa Sumbawa dan Bima.
Meskipun guncangan dirasakan oleh warga, hingga pukul 14.01 Wita, BMKG melaporkan bahwa belum ada aktivitas gempa susulan yang terdeteksi. Hal ini memberikan ketenangan bagi masyarakat yang sempat khawatir akan potensi gempa lanjutan.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. “Kami mengingatkan masyarakat untuk tidak mempercayai isu-isu yang tidak benar dan selalu mengacu pada informasi resmi dari BMKG,” tegas Ardhianto.
Ia juga mengingatkan pentingnya langkah mitigasi dan pemahaman mengenai potensi gempa bumi di wilayah NTB, mengingat kawasan ini berada di zona aktif tektonik. “Wilayah NTB memang sering mengalami gempa karena berada pada pertemuan dua lempeng besar. Namun, kesiapsiagaan dan pemahaman yang baik dapat meminimalisasi dampaknya,” urainya.
Meskipun tidak ada laporan kerusakan signifikan, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap gempa susulan yang mungkin terjadi. BMKG juga menyarankan warga untuk memantau informasi terkini melalui kanal resmi, seperti aplikasi BMKG, media sosial, atau situs web BMKG.
Wilayah NTB dikenal sebagai salah satu daerah dengan tingkat aktivitas tektonik yang tinggi sehingga kejadian seperti ini menjadi pengingat pentingnya kesiapan menghadapi bencana. “Ke depannya, kami akan terus meningkatkan layanan informasi dan edukasi kepada masyarakat untuk memperkuat kesadaran dan mitigasi bencana di NTB,” tutup Ardhianto terkait Gempa Sumbawa dan Bima.