Perbesar
ESPOS.ID – Penampilan para siswa Soloraya berkolaborasi dengan grup musik Coklat dalam Festival Transformasi Pendidikan di Stadion Manahan Solo, Jumat (15/11/2024). (Solopos/Dhima Wahyu Sejati)
Esposin, SOLO — Lebih dari 15.000 guru di Jawa Tengah menghadiri Festival Transformasi Pendidikan yang digelar Balai Besar Guru Penggerak Jawa Tengah di Stadion Manahan Solo, Jumat (15/11/2024). Acara dibuka dengan Seminar Kepemimpinan Pembelajaran.
Transformasi pendidikan diperlukan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas pada 2045. Sedangkan guru menjadi kunci transformasi digital. Dalam seminar tersebut terdapat enam guru dari Jawa Tengah yang mempresentasikan praktik di sekolah masing-masing di hadapan belasan ribu guru lainnya yang berada di tribune.
Promosi
Program Pemberdayaan BRI Dorong Klaster Usaha Manggis di Bali Perluas Pemasaran
Enam guru tersebut menyampaikan tema penting dalam transformasi pendidikan seperti karakter, kemampuan numerasi, iklim keamanan sekolah, kualitas pembelajaran, kemampuan literasi, dan iklim kebhinekaan di sekolah.
Guru SMPN 1 Gandrungmangu Cilacap, Wahyuningsih, mengangkat tema karakter. Dia mengatakan ada kendala bagi pendidik menghadapi karakter siswa hari ini terutama menumbuhkan budaya ilmiah dan kritis di tempatnya mengajar.
Menurutnya, sikap ilmiah belum terbentuk, yang bisa dilihat dari kurangnya kepercayaan diri dan rendahnya minat untuk berkompetisi di kalangan siswa. Dia mengaplikasikan pembelajaran berbasis project dalam kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmia Remaja (KIR) sebagai wadah atau laboratorium karakter.
Melalui wadah tersebut, dia melakukan aksi untuk memetakan masalah, pembagian kelompok, literasi pustaka, pelatihan, presentasi, diskusi, penerapan hasil penelitian, dan lomba.
“Kemudian saya melakukan survei di masing-masing kelas, bahwasannya terdapat peningkatan keaktifan peserta didik dalam kegiatan diskusi di kelas. Selain itu jiwa kompetisi siswa dan cara berpikir ilmiah juga berhasil meningkat,” kata dia dalam paparannya, Jumat.
Sementara itu, Guru SDN 4 Klaling Kudus, Tias Angreini, mengangkat pentingnya kemampuan numerasi siswa. Tias menggunakan metode Komik Edukasi Digital (Komedi) untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa. Dia membuat komik menggunakan aplikasi Canva dan mengambil materi dari buku pembelajaran.
Dia sengaja membuat Komedi untuk mengatasi masalah kemampuan numerasi dan penalaran matematika siswa di sekolahnya. Menurutnya, metode tersebut mudah dimengerti dan cukup sederhana untuk diaplikasikan.
Iklim Keamanan Sekolah
“Hasilnya siswa lebih tertarik dan suasana belajar lebih menyenangkan, kemudian meningkatkan pemahaman dan kepercayaan diri siswa dalam menyelesaikan masalah numerasi,” kata dia.
Kemudian, guru SMAN 3 Slawi Tegal, Yuni Hastuti, dalam pemaparannya menekankan pentingnya iklim keamanan sekolah. Yuni merespons isu kekerasan di lingkungan pendidikan. Ia membuat platform bernama Konseling Online SMAN 3 Slawi.
Ini merupakan layanan konseling yang dilakukan secara jarak jauh. “Alasan saya membuat ini didasarkan pada perkembangan teknologi, di mana anak-anak SMA yang saya hadapi Generasi Z, mereka sangat dekat dengan teknologi,” kata dia.
Dia mengatakan program ini juga menjawab masalah kesehatan mental anak Indonesia. Sebagaimana data WHO yang menyebut satu dari tujuh anak Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental. “Selain itu ini juga merespons adanya korban perundungan yang tidak berani melapor langsung ke guru,” kata dia.
Selanjutnya guru SDN 2 Banjarejo Kebumen, Novi Mulyani, menyoroti pentingnya meningkatkan kualitas pembelajaran. Dia menawarkan inovasi pembelajaran berdiferensiasi melalui permainan tradisional petak umpet dengan teknologi digital.
Ini untuk menerapkan filosofi pendidikan Ki Hajar Diwantara dengan menyesuaikan kodrat alam dan kodrat zaman. “Kodrat alam sesuai dengan permainan tradisional, sedangkan kodrat zaman di sini memanfaatkan teknologi digital,” kata dia.
Dia mengatakan program ini dia buat untuk merespons nilai capaian pembelajaran di tempatnya mengajar pada 2024. Termasuk hasil belajar siswa dan motivasi belajar yang rendah.
“Teknologi yang digunakan dalam pembelajaran seperti Augmented Reality [AR],” kata dia. Dia melanjutkan melalui metode belajar tersebut berhasil meningkatkan nilai siswa di atas batas minimum.
Iklim Kebinekaan
Selanjutnya guru SMKN 2 Kendal, Tomi Chandra Hermawan, mengangkat tema peningkatan literasi di sekolah. Tomi meningkatkan literasi siswa dengan cara yang menyenangkan melalui Aplikasi Literasi Siswa. Aplikasi tersebut merespons minat baca yang rendah dan akses baca yang terbatas.
Sebelumnya, dia membuat tim penggerak yang bertugas membuat aplikasi berbasi telepon pintar untuk digunakan siswa. Aplikasi berisikan perpustakaan digital yang bisa diakses guru dan siswa. “Juga kami menyisihkan waktu 30 menit setiap hari untuk kegiatan literasi di sekolah,” kata dia.
Sedangkan guru SDN 3 Kutowinangun Kebumen, Sri Eko Wahyuni, menekankan pentingnya iklim kebinekaan di sekolah. Sri mengupayakan untuk ada toleransi dan keberagaman di sekolah. Hal itu merespons turunnya nilai toleransi di sekolahnya.
Dia mengatakan siswa tahu apa itu toleransi namun dalam penerapannya, siswa masih sering mengejek teman lainnya. Dia kemudian membuat permaian monopoli dan ular tangga literasi yang diberi nama Monumen Largarsi. Tujuannya memperkenalkan siswa SD kepada nilai-nilai toleransi dengan cara yang menyenangkan.
“Yang mana nilai-nilai toleransi saya tuangkan dalam kartu-kartu pertanyaan dan kartu tantangan oleh peserta didik,” kata dia. Selain itu permainan juga mengadopsi kearifan lokal di Kebumen.
Dia mengatakan hasil survei yang dilakukan setelah menerapkan metode pembelajar tersebut berhasil ada peningkatan nilai toleransi dengan rata-rata 87%. Selain itu dalam interaksi antarsiswa sudah ada pola komunikasi yang sehat, sehingga tidak ada lagi siswa yang terasingkan di kelas.
Selain seminar yang dihadiri belasan ribu guru daru seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah itu, terdapat kegiatan lain seperti pameran tranformasi pendidikan, takshow, hingga puncak Festival Transformasi Pendidikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” Klik link ini.