7 Penjelasan Terkait Shalat Gerhana dan 13 Tata Cara Pelaksanaan Shalat Gerhana yang diajarkan Rasulullah SAW

2 November 2022, 8:03

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM — Berikut tata cara pelaksanaan salat gerhana yang dianjurkan Rasulullah SAW. Fenomena gerhana bulan total diprediksi akan terjadi 8 November 2022, dan akan dialami oleh seluruh bagian wilayah di Indonesia, sehingga para umat muslim akan melaksanakan salat gerhana. Namun sebelum masuk kedalam tata cara salat gerhana ada beberapa catatan terkait fiqih shalat gerhana. Baca Juga: Lesti Kejora Diisukan Hamil Anak Kedua? Ini Potret Kebersamaan Terbaru dengan Rizky Billar, Warganet : Bumil
1.    Salat Gerhana hanya Disyariatkan bagi Umat Muslim yang Wilayahnya Melihat Langsung Fenomena Gerhana Berdasarkan Hadis Rasulullah, nabi pun bersabda “Jika kalian melihat gerhana tersebut (matahari atau bulan) maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat.” (HR. Bukhari 1046).  

Maka dari itu bagi umat islam yang tidak melihat atau di wilayahnya tidak terjadi gerhana tidak disyariatkan sholat gerhana. 2.    Dianjurkan untuk Mengundang Kaum Muslimin dengan Panggilan ash-sholaatu jaami’ah Baca Juga: Terbaru, Berikut Ini Cara Membayar E-Tilang Secara Online 2022 Dari Abdullah bin Amar radiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan: “Ketika terjadi gerhana matahari di zaman nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, diserukan: Ash sholaatu jaami’ah.” (HR. Bukhari 1045 dan Muslim 2152).” Makna kalimat ini adalah hadirilah salat yang dilaksanakan secara berjamaah ini menurut kitab Fathul Bari, 2/533. Namun jika masyarakat tidak memahami panggilan ini bisa menggunakan bahasa yang dipahami umumnya masyarakat. 3.   Salat Gerhana Dilakukan Berjamaah di Mesjid Baca Juga: 7 Cara Mudah Atasi HP Ngelag saat Digunakan, dari Lemot Jadi Ngebut Lagi! Imam Bukhari  membuat judul bab dalam shahihnya: “ bab shalat Kusuf secara berjamaah.” Al-Hafidz menjelaskan: Jika Imam tidak datang, maka salah satu di antara masyarakat menjadi imam bagi jamaah yang lain. Ini adalah pendapat mayoritas ulama. (Fathul Bari, 2/540). 4.    Bacaan Salat Gerhana Dikeraskan Imam Bukhari membuat judul bab dalam shahihnya: “Bab mengeraskan bacaan ketika salat kusuf (gerhana).”  Baca Juga: Samuel Hutabarat Ayah Brigadir J Akhirnya Bertemu Ferdy Sambo, Minta Hal Ini kepada JPU Kemudian beliau membawakan beberapa dalil yang menunjukan anjuran itu. 5.    Dianjurkan Bacaannya Panjang demikian juga dengan rukuk dan sujud Aisyah Radiallahuanha mengatakan: “Saya belum pernah melakukan sujud yang lebih panjang daripada sujud salat gerhana”. 6.    Wanita dianjurkan salat gerhana berjamaah di mesjid Baca Juga: 5 Cara Menghubungkan HP ke TV Tanpa Kabel, Ada Samsung, Oppo dan Vivo, Auto Mabar dan Nonton Sepuasnya! Imam Bukhari membuat judul bab tentang wanita ikut salat kusuf bersama laki-laki ketika gerhana. 7.    Bolehkah Salat gerhana bulan setelah subuh? Salat gerhana merupakan termasuk salat sunah muakkad yang memiliki sebab, hal itu dikarenakan adanya gerhana matahari dan gerhana bulan. Sehingga salat ini boleh dilakukan sekalipun di waktu terlarang. Karena itulah menurut pendapat baru imam As-Syafi’i, jika terlihat gerhana bulan setelah subuh tetap dianjurkan melaksanakan salat gerhana tersebut walaupun di waktu larangan. Baca Juga: Saksi Adzan Romer Sempat Todongkan Senjata pada Ferdy Sambo, Jaksa: Berani Kali Kau Ya Al Nawawi mengatakan, jika fajar telah terbit dan terjadi gerhana bulan atau terlihat gerhana setelah terbit fajar, maka ada 2 pendapat Imam As-Syafi’I dan pendapat yang benar menurut al-Qaul al Jadid (pendapat baru Imam Syafi’i), shalat gerhana dianjurkan untuk dilakukan. Sementara menurut al Qaul al Qadi (pendapat lama Imam Syafi’i) tidak boleh mengerjakan shalat gerhana. (al- Majmu’, 5/54). Tata Cara Shalat Gerhana yang dilakukan Rasulullah SAW menurut Aisyah Radialluhuanha: Gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘ailaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘ailaihi wa sallam bangkit dan mengimami sahabat. Beliau memanjangkan berdiri. Kemudian beliau ruku dan memperpanjang rukuknya. Baca Juga: Nia Ramadhani Viral Hingga Trending Twitter, Disentil soal Kasus Narkoba Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau rukuk kembali dan memperpanjang rukuk tersebut namun lebih singkat dari rukuk yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), dan matahari mulai kelihatan kembali. (HR Bukhari 1046 dan Muslim 2129). Jika diurutkan tata cara shalat gerhana menjadi sebagai berikut: Baca Juga: Update 7 Harga Motor Honda PCX Bekas November 2022 Rp10 jutaan hingga Rp 25 jutaan
1.    Takbirathul Ihram.
2.    Membaca Doa Isftitah dan surat Al-Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang.
3.    Kemudia rukuk dan memanjangkan rukuk.
4.    Bangkit dari rukuk (I’tidal) sambil mengucapkan sami’allahu liman hamidah, robbanaa wa lakal hamd.
5.    Setelah bangkit dari rukuk tidak dilanjutkan dengan sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah kembali dan surat yang panjang.
6.    Rukuk kembali (rukuk kedua) yang panjangnya lebih pendek dari rukuk pertama.
7.    Bangkit dari rukuk (I’tidal) sambil mengucapkan sami’allahu liman hamidah, robbanaa wa lakal hamd.
8.    Sujud yang panjang dengan mengulang-ulang bacaan sujudnya.
9.    Duduk anara dua sujud sambil mengulang-ulang bacaannya.
10.    Sujud kedua yang panjang dengan mengulang-ulang bacaanya
11.    Bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama namun bacaan dan gerakannya lebih pendek dibandingkan sebelumnya.
12.    Tasyahud.
13.    Salam dua kali (al mughni dan al-majmu’).***